Wacana Pembubaran BNN Dinilai Dampak Kegelisahan Maraknya Narkoba

• Friday, 29 Nov 2019 - 10:35 WIB

JAKARTA – Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane turut berkomentar mengenai wacana pembubaran Badan Narkotika Nasional (BNN). Menurut dia, hal tersebut bentuk kekecewaan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) kepada BBN lantaran maraknya peredaran narkoba di Indonesia.

"Itu adalah bentuk kegelisahan masyarakat, khususnya wakil rakyat, terhadap makin maraknya peredaran narkoba di Indonesia yang seolah-olah BNN tidak berdaya menghadapinya," ungkap Neta kepada wartawan, Jumat (29/11/2019).

Ia mengatakan BNN sudah melebar ke seluruh Indonesia dengan pimpinannya di tingkat provinsi adalah perwira polisi berpangkat brigadir jenderal. Di sisi lain polisi juga punya unit narkoba hingga tingkat polsek, tapi narkoba faktanya makin marak.

"Jadi wacana itu adalah bentuk kemarahan yang perlu diapresiasi dan direnungkan BNN maupun Polri," ungkap Neta.

Terlepas dari wacana pembubaran BNN yang disampaikan anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDIP Masinton Pasaribu, IPW menilai keberadaan dan kinerja BNN memang harus dievaluasi. Sebab BNN sudah ada tapi narkoba masih marak beredar.

"Ini harus jadi bahan evaluasi. Jangan sampai BNN hanya dijadikan lembaga loncatan perwira Polri untuk naik pangkat atau naik bintang. Sebab BNN dan sejumlah lembaga di luar Polri kerap dijadikan lompat perwira Polri untuk mendapatkan kenaikan pangkat lebih tinggi. Terutama untuk pangkat komisaris besar (kombes) polisi dan brigadir jenderal (brigjen) polisi," tegasnya.

Oleh karena itu, Neta sangat menyayangkan struktur BNN dilebarkan tetapi peredaran narkoba di Indonesia malah makin luas dan tidak terkendali. "Jadi jika melihat kenyataan ini, wacana Masinton itu sesuatu yang kontekstual," tuturnya.

Sebelumnya, anggota Komisi III DPR Masinton Pasaribu memandang keberadaan Badan Narkotika Nasional (BNN) tidak lagi efektif dalam mencegah masuknya narkotika ke Indonesia.

Padahal, ujar Masinton, BNN sering mengaku sudah dapat mendeteksi jalur masuk narkotika, namun kenyataannya narkotika tetap bisa masuk dan menyebar ke masyarakat.

"Jalur masuknya semua kata bapak sudah bisa dideteksi. Mana deteksinya? Masuk semua barangnya, pak. Terus setiap saat kita dicemaskan dengan narkotika tadi. Negara keluar (uang) triliunan. Ngapain kita di sini?" tuturnya.