Rebranding BKKBN Untuk Millenial dan Zillenial

• Friday, 6 Dec 2019 - 17:34 WIB

Jakarta - Siapa bilang BKKBN tidak relevan lagi untuk kaum millenilal dan zillenial. Kini, BKKBN telah melakukan proses rebranding. Proses menuju rebranding telah dilakukan oleh BKKBN sejak kurang lebih empat
bulan yang lalu.

Jaman berubah, tantangan pun berbeda dari masa ke masa. Saat ini, pilihan media lebih beragam dan dekat dengan keseharian Millenial dan Zillenial, yang menjadi khalayak utama BKKBN. Generasi Millenial dan Zillenial adalah generasi sangat aktif, pilihan aktivitasnya beragam, mengandalkan internet dan gadgetsmartphone sebagai saluran interaksi dan aktualisasinya. Millenial dan Zillenial adalah generasi yang hanya mau menerima sesuatu jika hal itu relevan dengan hidup mereka. BKKBN yang pernah eksis dan diingat publik di era 70an-90an, ingin eksis dan relevan dengan konteks kekinian bagi Millenial dan Zillenial.

Proses rebranding BKKBN diawali dengan studi formatif yang melibatkan publik untuk mengetahui persepsi masyarakat terhadap BKKBN dan tema-tema terkait program BKKBN. Studi formatif dilakukan pada tingkat nasional (Jakarta) dan di 3 provinsi terpilih (Sumatera Utara, Jawa Timur dan Maluku).

Hasil studi formatif menyebutkan bahwa persepsi masyarakat terhadap program Keluarga Berencana sangat lekat dengan perencanaan keluarga dan kontrasepsi. Bahkan sebagian besar masyarakat masih hafal slogan “Dua Anak Cukup”. Hal ini terutama dikesankan oleh generasi pra-millenials, yang umumnya tumbuh pada masa kampanye KB begitu masih dilakukan oleh pemerintah pada masa itu. Namun di saat yang sama, masyarakat usia millenials muda dan generasi z (zillenials) tidak begitu mengenal BKKBN. Padahal jumlah kelompok tersebut merupakan komposisi terbesar di Indonesia saat ini, dan mereka adalah sasaran dari program- program BKKBN.

BKKBN memutuskan untuk melibatkan publik sejak awal dalam proses rebranding ini, dengan cara menggelar kompetisi logo, tagline, dan jingle.

"Dengan kompetisi ini, diharapkan publik bukan hanya berpartisipasi dengan cara menyampaikan gagasannya terhadap BKKBN dalam bentuk karya, namun juga tercipta percakapan aktif dan positif antara masyarakat dan BKKBN." jelas Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, SP.OG pada Expert Meeting dalam rangka Rebranding BKKBN di ruang rapat Kepala BKKBN, BKKBN Pusat, Jakarta (06/12).

Kompetisi digelar dari 30 Oktober 2019 hingga 23 November 2019, dengan jumlah masyarakat yang mengirimkan karya sebanyak 5.196 orang, dan lebih dari 60.000 orang mengunjungi website rebranding BKKBN. "Masyarakat yang terlibat ini sudah tentu menjadi lebih terpapar dengan informasi mengenai BKKBN, mencari tahu tentang BKKBN, dan 'ikut memikirkan' BKKBN." tambah Hasto.

Untuk melengkapi proses yang telah dan sedang berlangsung tersebut, BKKBN merasa perlu dan sangat berkepentingan untuk mendengarkan pendapat dan masukan dari para pakar terutama dari bidang komunikasi, marketing, seni, millenials, serta bidang-bidang lainnya yang sangat dibutuhkan. Sehingga rebranding ini dapat berjalan secara optimal dan mencapai sasaran yang dituju, yaitu menjadikan BKKBN semakin relevan dengan perkembangan masyarakat saat ini dan ke depan.

Para pakar yang hadir dalam acara tersebut adalah Hermawan Kertajaya, Effendi Gazali, Siti Zuhro, Rano Karno, Imam B. Prasodjo, Dr. Ir. Firman Kurniawan Sujono, M.Si, Dr. Devie Rahmawati,S.Sos., M.Hum, Dr Muhammad Faisal MSi, dan Nurul Indriyani. (ANP)