Data dan Fakta Tren Menjamurnya Kedai Kopi Kekinian di Indonesia

Dani M Dahwilan • Tuesday, 17 Dec 2019 - 14:17 WIB

JAKARTA - Jumlah kedai kopi di Indonesia terus tumbuh menjadi emerging business yang muncul seperti cendawan di musim hujan. Ini terlihat dari menjamurnya jumlah kedai kopi kekinian dalam tiga tahun terahir.

Bagaimana data dan fakta tren kopi di Indonesia? Berdasarkan riset independen Toffin, jumlah kedai kopi di Indonesia hingga Agutus 2019 mencapai lebih dari 2.950 gerai, meningkat hampir tiga kali lipat dibandingkan pada 2016, yang hanya 1.000 gerai. Di mana market value yang dihasilkan mencapai Rp4,8 trilirun market.

Angka riil jumlah kedai kopi dalam riset yang dilakukan Toffin dan MIX MarComm SWA ini bisa lebih besar karena sensus kedai kopi hanya mencakup gerai-gerai berjaringan di kota-kota besar. Tidak termasuk kedai-kedai kopi independen modern maupun trandisional di berbagai daerah.

Adapun konsumsi kopi domestik saat ini tumbuh 13,9 persen per tahun melebihi konsumsi dunia 8 persen. Di mana 6 dari 10 orang yang disurvei menyukai kopi kekinian, seperti kopi kenangan, dan lainnya, dengan 40 persen responden pergi kedai coffe to go.

Namun secara per kapita, konsumsi kopi masyarakat Indonesia relatif masih rendah dibandingkan negara lain, yaitu hanya sekitar 1 kilogram pada 2018. Bandingkan dengan Vietnam, tingkat pendapatannya di bawah Indonesia, konsumsi kopi per kapitanya mencapai 1.5 kilogram pada tahun yang sama.

Vice President Sales and Marketing Toffin Indonesia, Nicky Kusuma mengemukakan, riset ini diperlukan karena selama ini belum ada survei atau penelitian tentang industri kedai kopi di Indonesia. Riset tersebut diharapkan menjadi panduan bagi pelaku bisnis kedai kopi di Indonesia.

“Kami sangat bangga bisa menjadi pihak pertama yang bisa merilis riset ini dan memberikan rekomendasi serta referensi yang relevan dan akurat bagi para pebisnis kedai kopi,” ujar Nicky di Jakarta, Selasa (17/12/2019).

Foto: Instagram @Toffin.id

Foto: Instagram @Toffin.id

 

Riset ini juga menemukan ada tujuh faktor yang mendorong pertumbuhan bisnis kedai kopi di Indonesia. Pertama, kebiasaan (budaya) nongkrong sambil ngopi. Kedua, meningkatnya daya beli konsumen tumbuhnya kelas menengah dan harga RTD Coffee di kedai modern yang lebih terjangkau.

Ketiga, dominasi populasi anak muda Indonesia (generasi Y dan Z) yang menciptakan gaya hidup baru dalam mengonsumsi kopi. Kelima, kehadiran media sosial yang memudahkan pebisnis kedai kopi melakukan aktivitas marketing dan promosi.

Kelima, kehadiran platform ride hailing (grabfood dan gofood) yang memudahkan proses penjualan. Keenam, rendahnya entries barriers dalam bisnis kopi yang ditunjang dengan ketersediaan pasokan bahan baku, peralatan (mesin kopi), dan sumber daya untuk membangun bisnis kedai kopi. Ketujuh, margin bisnis kedai kopi yang relatif cukup tinggi.

Head of Marketing Toffin Ario Fajar menuturkan melihat perkembangan faktor-faktor pendorong tersebut, bisnis kedai kopi di Indonesia pada tahun depan diperkirakan tumbuh positif. Proyeksi pertumbuhan pada 2020 berdasarkan insight dari konsumen yang dikumpulkan melalui survei online kepada kalangan muda (generasi Y dan Z) penggemar kopi di Indonesia.

Hasil survei tersebut, antara lain menunjukkan bahwa kedai Coffee to Go yang menyediakan RTD Coffee berkualitas dengan harga terjangkau sangat diminati generasi yang mendominasi populasi Indonesia saat ini.

Dalam setahun terakhir, 40 persen generasi Y dan Z membeli minuman kopi dari gerai jenis ini. Rata-rata alokasi belanja untuk minuman kopi (share of wallet) sebesar Rp200.000 per bulan, bisnis kedai kopi jenis ini diperkirakan akan tumbuh signifikan pada tahun-tahun mendatang.

“Toffin berkepentingan mendukung para pelaku usaha kedai kopi di Indonesia dengan riset ini, agar bisnis mereka bisa bertahan dan berkompetisi. Para pelaku bisnis perlu tahu apa yang sedang tren, bagaimana peta persaingannya, dan seperti apa proyeksi bisnis ke depannya,” ujar Ario.

Ketua Specialty Coffee Association of Indonesia Syafrudin mengatakan, data dari survei yang dilakukan Tioffin sangat penting sebagai referensi perkembangan bisnis kopi di Indonesia. Data ini akan disampaikan kepada pemerintah.

"Selama ini memang belum ada data yang sama mengenai industri kopi hulu dan hilir. Masing-masing kementerian berbeda, seperti ada gap. Namun, dengan adanya survei independen ini bisa menjadi refresentasi baru bagaimana karakter dan perkembangan industri kopi di Indonesia yang saat ini tengah berkembang," katanya.

Press conference paparan riset Tren Bisnis Kedai Kopi di Indonesia oleh Toffin. (Foto: Dok/iNews.id)

Press conference paparan riset Tren Bisnis Kedai Kopi di Indonesia oleh Toffin. (Foto: Dok/iNews.id)

 

(sumber:inews.id)