6 Ribu Warga Kongo Tewas Akibat Campak

• Thursday, 9 Jan 2020 - 09:32 WIB
Vaksin campak. (Foto/Reuters)

KINSHASA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan jumlah warga Kongo yang meninggal akibat wabah Campak melampui 6 ribu jiwa.

WHO mengatakan epidemi di Kongo adalah yang terbesar di dunia dan bergerak paling cepat.

Laporan BBC, Rabu 8 januari 2020 yang mengutip mengutip WHO menyebutkan sekitar 310.000 kasus campak diduga telah dilaporkan sejak awal 2019.

Pemerintah Kongo dan WHO meluncurkan program vaksinasi darurat sejak September 2019. Bahkan sudah lebih 18 juta balita divaksinasi di seluruh Kongo sejak 2019.

Namun infrastruktur yang buruk, serangan terhadap pusat-pusat kesehatan oleh gerilyawan dan kurangnya akses ke perawatan kesehatan menghambat upaya untuk menghentikan penyebaran wabah campak.

Setiap satu dari 26 provinsi Kongo telah melaporkan kasus campak sejak wabah diumumkan pada Juni tahun lalu.

"Kami melakukan yang terbaik untuk mengendalikan epidemi ini," kata Dr Matshidiso Moeti, Direktur Regional WHO untuk Afrika.

"Namun agar upaya menekan wabah sukses campak, kita harus memastikan setiap anak divaksin. Kami mendesak mitra donor kami untuk segera meningkatkan bantuan mereka," lanjut dia.

WHO mengatakan, dana USD40 juta (sekira Rp554 juta) diperlukan untuk memperpanjang vaksinasi kepada anak-anak antara enam dan 14 tahun.

Apa itu campak?

Campak adalah virus yang pada awalnya menyebabkan pilek, bersin dan demam.

Beberapa hari kemudian menyebabkan ruam bernoda yang terlihat di wajah dan menyebar ke seluruh tubuh.

Kebanyakan orang akan pulih, tetapi campak dapat menyebabkan cacat seumur hidup. Ini bisa mematikan, terutama jika menyebabkan pneumonia di paru-paru atau ensefalitis (pembengkakan di otak).

Diperkirakan bahwa 110.000 orang di dunia meninggal akibat campak setiap tahun. (dka)

(Sumber : Okezone.com)