Dolittle yang Klasik versi Robert Downey Jr.

• Wednesday, 15 Jan 2020 - 17:58 WIB

Genre: Komedi, Petualangan

Sutradara: Stephen Gaghan 

Pemeran: Robert Downey Jr., Antonio Banderas, Michael Sheen

Durasi: 1 jam 41 menit

Distributor: UIP Movies Indonesia

Mulai tayang di bioskop Indonesia: 15 Januari 2020

 

"Dolittle" menandai karya pertama aktor Robert Downey Jr. (RDJ), setelah terlibat dalam Marvel Universe. RDJ menjadi eksekutif produser sekaligus berperan sebagai Dr. John Dolittle, yang terkenal mampu berbicara dengan binatang.

Tak lagi memerangi alien dan bekerja dengan sesama superhero, RDJ tampil sebagai tenaga medis sekaligus petualang, yang sedang putus asa. Setelah kehilangan istrinya, Lily, Dolittle menutup pintu suaka alamnya bagi dunia luar, khususnya manusia. Dia hanya ditemani hewan-hewan yang pernah dibantunya. 

Titik terang muncul ketika Ratu Victoria yang sedang sakit misterius, membutuhkan bantuannya. Dolittle terpaksa membantu karena satu-satunya aset miliknya terancam hilang jika tidak membantu sang ratu. Karena keracunan tumbuhan asal Sumatera, Ratu Victoria pada masa awal pemerintahannya, memerlukan penawar yang harus dicari oleh Dolittle bersama kawan-kawan. Berbekal kemampuan berkomunikasi dengan satwa, Dolittle dan muridnya, Stubbin, menjalani petualangan maritim ke Pulau Buah Eden. 

Perjalanan mereka menemui beragam tantangan, termasuk dari dokter Kerajaan Inggris, yang juga pesaing Dolittle semasa kuliah. Namun, jejak mendiang Lily dan semangat Lily dan Dolittle berinteraksi dengan alam, ternyata banyak membantu misi tersebut. 

Tim dr. John Dolittle dibantu sejumlah hewan, yang suaranya diisi aktor-aktris ternama, di antaranya: 
Rami Malek sebagai gorila penakut bernama Chee-Chee,
Octavia Spencer: Dab-Dab, bebek yang sangat antusias, 
John Cena: Yoshi, beruang kutub yang tak suka kedinginan, 
Emma Thomspon: Polyensia, burung kepercayaan Dolittle, 
Tom Holland: anjing jenius Jip 

Mayoritas karakter tersebut berdasarkan buku cerita "Doctor Dolittle" karya Hugh Lofting, yang terbit pertama kali seratus tahun lalu. Karenanya, tampilan dan kisah "Dolittle" versi terbaru mengembalikan kesan klasik dibanding "Dr. Dolittle" (1998). Meski begitu, dialog-dialognya yang santai dan lucu tetap memancing tawa. 

RDJ menyebut "Dolittle" sebagai film paling magical yang pernah dikerjakannya. Downey mengatakan, "Selalu menjadi keajaiban bagi saya ketika banyak hal bergerak, bersatu, sehingga menjadi hiburan. Ketika orang menonton, mereka mengatakan, sangat tersentuh, dan terhibur. Istri saya (produser Susan Downey) mengatakan, "Dolittle" dapat menarik perhatian khalayak dari umur 4 sampai 94 tahun. Jadi ya, tujuan tercapai bersama Team Downey (perusahaan film RDJ bersama istri, Susan Downey)."

Sementara bagi sutradara Stephen Gaghan (Syriana, Traffic), karakter Dolittle dapat terkoneksi secara mendalam dengan dunia modern yang keras, agresif, dan terpecah belah. "Jika Anda melihatnya dari paradigma superhero, Dolittle adalah superhero yang kekuatan supernya: mendengarkan. Dia dapat berkomunikasi dengan semua makhluk karena berempati. Ketika urutan hari modern adalah demonisasi, Dolittle berada pada intinya, yaitu tentang nilai sebagai 'yang didengar'. Setiap makhluk memiliki sesuatu untuk dikatakan. Ada beberapa sudut pandang di alam, yang patut kita dengar. Anda memutar kembali itu, dan peran tersebut dimainkan di kalangan manusia. Dolittle adalah tentang mencari persamaan dibanding perbedaan. Kapan pun dari kita melakukan hal itu, maka membuat kita lebih baik," kata Gaghan yang sangat terinspirasi "Doctor Dolittle" (1967). 

Perpaduan kemampuan nama-nama besar, adegan seru tetapi kocak, interaksi unik antara Dolittle dengan aneka satwa, lengkap dengan visual dan narasi ala buku cerita, "Dolittle" bisa menghibur, menginspirasi, dan membuka penonton segala usia, terhadap esensi kisah Dolittle tahun 1920-an.