Abu Sayyaf Sandera Lima WNI, DPR Sarankan Pemerintah Lakukan Ini

• Monday, 20 Jan 2020 - 10:13 WIB
(Foto: ist)

JAKARTA - Kelompok pemberontak Abu Sayyaf kembali menyandera lima warga negara Indonesia (WNI). Lima nelayan itu ditangkap Abu Sayyaf di Perairan Lahad Datu, Sabah, Malaysia.

Anggota Komisi I DPR RI Farah Puteri Nahlia menyarankan pemerintah Indonesia tetap melakukan pendekatan yang humanis terkait penculikan kali ini. Salah satu caranya, membuka komunikasi dengan para petinggi Abu Sayyaf.

"Pemerintah harus tetap mengedepankan sisi humanis, jangan sampai ada operasi yang memakan korban jiwa," ujarnya di Jakarta, Senin (20/1/2020).

Farah juga menyarankan, Pemerintah membangun diplomasi dengan Filipina dan Malaysia agar dapat mempermudah proses negosiasi pembebasan para nelayan tersebut sehingga, semua langkah-langkah yang diambil bersifat persuasif. "Dan terakhir dengan menolak tegas segala bentuk tebusan yang di tawarkan," katanya.

Dia menambahkan, bila berbagai upaya persuasif telah ditempuh, tapi tidak juga membuahkan hasil yang positif, maka harus diambil keputusan berupa pembebasan sandera dengan cara represif. "Namun sampai sejauh ini belum. Saya kira masih bisa pakai cara yang humanis," ujarnya.

Seperti diketahui, pada Kamis 16 Januari malam, enam gerilyawan komplotan Abu Sayyaf menculik lima nelayan Indonesia dari kapal pukat mereka di perairan paling timur Sabah di lepas pantai Lahad Datu, sekitar 10 menit dari kepulauan Tawi-Tawi di Filipina.

Mereka yang diculik adalah kapten kapal pukat Arsyad Dahlan (41), La Baa (32), Riswanto Hayano (27), Edi Lawalopo (53), dan Syarizal Kastamiran (29). Semuanya orang Indonesia yang bekerja di perusahaan perikanan berbasis di Sandakan.

 

Editor : Djibril Muhammad

( Sumber : iNews.id )