Sekjen PMI: Pendidikan dan Teknologi Perkuat Gerakan Kepalangmerahan

• Friday, 7 Feb 2020 - 15:56 WIB
Sudirman Said. (Foto: Dok Koran SINDO)

JAKARTA -- Pendidikan dan teknologi  berperan penting dalam dunia kepalangmerahan. Pasalnya,  pendidikan akan memperkuat tiga hal, yakni pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai kemanusiaan.   

"Sedang teknologi memungkinkan kecepatan, produktivitas, dan efisiensi layanan kemanusiaan,” kata Sekjen Sudirman Said, Sekjen Palang Merah Indonesia (PMI) pada acara serah terima jabatan Direktur Akademi Bakti Kemanusiaan (ABK) dari Meilani Jafar ke Diana Novita, Jumat (7/2/2020) di Kampus ABK, Jakarta. 

Sudirman mengemukakan, PMI akan meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang ada di bawahnya guna menghasilkan SDM unggul dalam bidang transfusi darah. "Ke depan ABK harus diperkuat  dan meningkat menjadi politeknik agar lebih banyak program yang bisa diajarkan terkait kepalangmerahan," sambungnya.

Sudirman juga berharap, lembaga pendidikan seperti ABK dikembangkan di berbagai daerah di Indonesia. Karena SDM dalam bidang transfusi darah sangat dibutuhkan, baik untuk PMI sendiri maupun rumah sakit-rumah sakit di seluruh Indonesia. 

"Ada gap antara jumlah lulusan lembaga vokasi, seperti ABK dengan kebutuhan dunia kerja. Kebutuhan tenaga terampil lulusan lembaga pendidikan vokasi masih sangat besar.  Karenanya lembaga seperti ABK harus dikembangkan di daerah-daerah lainnya" urai Sudirman.

Selain di Jakarta, lembaga pendidikan serupa ABK saat ini ada Yogyakarta, Semarang, Solo, dan Sulawesi. 

ABK PMI Jakarta adalah lembaga pendidilan vokasi kesehatan setara Diploma 3. Seluruh lulusan akademi ini terserap, baik untuk PMI maupun rumah sakit. 

Sejak berubah dari D1 ke D3 tahun 2016, ABK PMI Jakarta baru meluluskan 40 orang. Namun ketika masih D1 jumlah lulusannya mencapai 1800 orang lebih.

Sudirman berharap, ABK Jakarta bisa jadi role model atau percontohan bagi daerah lain yang ingin mendirikan lembaga pendidikan serupa.