Banjir Sidoarjo Tak Teratasi, Pemprov Jatim Turun Tangan 

• Tuesday, 18 Feb 2020 - 10:10 WIB

Sidoarjo - Banjir yang melanda wilayah Kecamatan Tanggulangin Sidoarjo, khususnya di Desa Banjarasri dan Desa  Kedungbanteng hingga kini, lebih dari satu bulan belum ada tanda-tanda surut. Bahkan semakin dalam akibat hujan juga terus mengguyur wilayah Sidoarjo dan sekitarnya.

Prihatin dengan kondisi tersebut, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa langsung turun tangan memerintahkan Kepada Kepala BPBD Jatim, Bakorwil Malang, dan Kepala Biro Kesos Jatim untuk melakukan koordinasi dengan Wakil Bupati Sidoarjo bagaimana cara penyelesaian dengan segera agar warga tidak terus-terusan terendam air.

Usai rapat koordinasi di Pendopo Kabupaten Sidoarjo, Kepala BPBD Sidoarjo Suban Wahyudiono mengatakan, dalam waktu pendek ini Pemprov Jatim akan mencarikan solusi, yakni dengan mengirimkan sebanyak 6 pompa besar, berkapasitas 12 ribu kubik per detik, ditambah lagi 2 pompa dari BPBD Sidoarjo. 

“Secara teknis peletakannya akan dilakukan nanti di lokasi. Baik teknis penempatan pompa dan teknis pembuangannya airnya mau di kemanakan itu nanti kita lihat kondisi di lokasi,” pungkas Suban Wahyudiono.

Lanjutnya, pompa-pompa tersebut harus sudah terealisasi dengan segera. "Jadi penanganan jangka pendeknya kita pompa dulu, berikut kita program dengan jangka menengah dan panjang apa biar warga tidak selamanya kebanjiran," katanya.

“Tim kami sudah turun sejak kemarin untuk memantau kondisi lokasi. Secara teknis kami akan koordinasi dengan BPBD Sidoarjo dan Camat Tanggulangin untuk pembuangan airnya diarahkan kemana,” lanjut Suban.

Sementara itu Wakil Bupati Sidoarjo Nur Ahmad Syaifuddin juga menegaskan akan mengkaji penetapan status tanggap darurat. "Ini akan segera kami matangkan supaya penanganan bisa lebih maksimal. Karena semuanya terlibat dalam penanganan banjir yang sudah dua bulan lebih itu," ujar Nur Ahmad.

“Jadi kalau ditetapkan tanggap darurat semua lintas sektor bisa ikut terlibat untuk menanganinya. Sementara penempatan pompa akan dibahas di lokasi, jadi tidak bisa penempatan pompa dibahas dalam kantor,” lanjut Cak Nur, sapaan akrabnya.

Kepala BPBD Sidoarjo Dwijo Prawiro menambahkan pihaknya juga akan menyiagakan sebanyak enam pompa. Jadi selain dari Prompinsi Jatim ada 6 pompa besar, dari Sidoarjo juga akan menyiapkan 6 pompa agar genangannya bisa cepat terastasi.

"Sehingga warga bisa beraktivitas seperti semula,” katanya.

Sedangkan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga Cipta Karya dan Sumber Daya Air (PUBM dan SDA) Pemkab Sidoarjo juga sudah berupaya melakukan pengurangan dan penghambatan volume debit air (contra flow) di sungai Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Contra flow ini, dilakukan untuk mengatasi banjir di Desa Banjarasri dan Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo yang sudah berlangsung hampir 3 minggu tak kunjung surut itu.

Petugas Operasi dan Pemeliharan Dinas PUBM dan SDA Pemkab Sidoarjo, Ismuji mengatakan secara teknis pemasangan contra flow dengan cara diberi pipa paralon. Tujuannya mengantisipasi air pasang atau menghambat air pasang dari laut. Pemasangan ini, fungsinya tidak mengganggu aliran air sungai. 

“Akan tetapi, kalau air laut tidak pasang maka dapat dibuka. Sehingga saluran air sungai itu dapat mengalir normal seperti biasa. Makanya, akan diberlakukan sistem buka tutup karena adanya pipa paralon itu,” katanya.

“Penyebab tingginya volume air itu, tidak hanya karena curah hujan tinggi saja. Melainkan adanya saluran air di lima titik di Desa Kedungbateng yang tertutup tanah. Seharusnya air langsung masuk ke saluran Bahgepuk, sekarang mala mengalir ke desa hingga memicu banjir itu, ” ujar Ismudji. (Hermawan)