NSHE Jamin Proyek PLTA Batang Toru Tak Ganggu Habitat Orangutan Tapanuli

• Wednesday, 19 Feb 2020 - 23:49 WIB

Medan - PT North Sumatera Hydro Energy (NSHE) membantah jika proyek PLTA Batang Toru, Sumatera Utara yang sedang mereka kerjakan, berdampak pada populasi orangutan Tapanuli. 

Senior Advisor for the President Commissioner of PT NSHE, Emmy Hafid mengatakan NSHE justru berkomitmen melindungi orangutan Tapanuli. Salah satunya menyiapkan pusat riset khusus orangutan, di atas lahan seluas 32 hektar milik perusahaan.

"Siapa pun yang mau melakukan riset tentang orangutan, akan ditampung di sana," ujar Emmy.

Hal itu ditegaskan Emmy dalam diskusi  
"Collaboration on the conservation of the Tapanuli orangutan and its habitat in the Batang Toru ecosystem" yang berlangsung di Cambridge hotel Medan, Rabu (19/2/2020).

Emmy merasa NSHE disudutkan sendirian. Karena nyatanya ada banyak perusahaan selain NSHE yang juga beroperasi di sekitar habitat orangutan Tapanuli di Batang Toru.

"Ada pertambangan, perkebunan, geothermal, ada pabrik pulp. Itu semua punya dampak terhadap ekosistem BatangToru," kata Emmy.

Padahal sejauh ini NSHE yang paling transparan, dengan mengundang para ahli selaku pihak ketiga, untuk melakukan riset tentang dampak proyek PLTA terhadap eksistensi orangutan, dan merepresentasikan hasilnya secara terbuka. Diantaranya dengan menggandeng yayasan PanEco yang berpusat di Swiss, dan peneliti dari Universitas Nasional, Didik Prasetyo.

"Kami mengundang semua perusahaan yang ada di sana, untuk melakukan hal yang sama. Dampaknya (aktivitas) dia terhadap orangutan," tambahnya.

"Jangan kami sendiri. Karena yang lain kita tidak tahu berapa besar dampaknya," sambung Emmy.

Ia pun kembali menegaskan, proyek PLTA Batang Toru tidak mengganggu habitat orangutan Tapanuli.

"Komitmen kami, di areal kami tidak ada satupun orangutan yang celaka. Kedua, zero tolerance terhadap gangguan, tidak boleh ada gangguan sama sekali. Yang ketiga, mereka harus aman. Cukup makan dan bisa beranak pinak. Kami mau jamin itu," pungkas Emmy.

Di tempat yang sama, Conservation Director PanEco Foundation, Ian Singleton memaparkan rencana kerja PanEco dan PT NSHE untuk menyelamatkan populasi orangutan Tapanuli.

"Diantaranya meningkatkan status lahan sebagai kawasan konservasi atau suaka margasatwa. Ada juga potensi menggabungkannya sebagai world heritage yang sudah ada di Sumatera," kata Ian.

Sedangkan mengenai konflik orangutan dengan manusia, Ian menekankan pentingnya edukasi ke masyarakat, dan pendekatan ke penegak hukum agar menindak tegas pemburu orangutan.

Namun rencana kerja ini hanya bisa berhasil, dengan dukungan masyarakat. "Apapun kita buat tidak akan berhasil dalam jangka panjang, kalau masyarakat tidak terlibat dan mendukung," pungkas Ian.

PLTA Batang Toru dengan kapasitas 510 MW di Tapanuli Selatan merupakan proyek strategis nasional untuk mendukung percepatan pembangkit 35.000 MW.

Pembangunan PLTA Batang Toru menjadi bukti komitmen Indonesia untuk mulai beralih ke energi ramah lingkungan. Dengan tidak membeli bahan bakar fosil, PLTA Batang Toru berkontribusi menghemat pengeluaran devisa hingga 400 juta dollar AS per tahun. (Mus)