Kejahatan Beras Sintetis

Tuesday, 30 Nov 1999 - 00:00 WIB

Jakarta - Penemuan Beras Sintetis atau beras berbahan plastik, beberapa hari lalu membuat kehawatiran di masyarakat. Beras adalah makanan pokok bagi masyarakat indonesia dari kalangan bawah hingga keatas. Hal ini yang kemudian menarik untuk dibahas. dalam dialog POLEMIK SINDOTRIJAYA FM, Sabtu (23/05) dengan tema "Kejahatan Beras Sintetis".

Pengungkap Beras Sintetis Dewi Septiani mengatakan perbedaan beras sintetis dengan beras asli tidak terlalu jelas. Salah satu cara bisa dengan memperjelas dibawah Sinar matahari, " Ada khas guratan dan motif beras serta lebih ramping yang asli," jelasnya.

Selain itu, menurut Dewi yang juga pedagang Nasi Uduk, jika dipanaskan ada perubahan. "Meleleh atau menciut diatas triska. Kalao menempel dan Warna berubah kuning kecoklatan dan bau plastik," ungkap Dewi.

Dewi menambahkan, akan membuka kembali usaha untuk menjual nasi uduk kembali. "Insya Allah, kalao masalah beras sintetis selesai. Mohon Maaf atas ktidaksengajaan, karena yang menjadi korban bukan hanya konsumen, tapi saya dan keluarga yang juga makan nasi yang dijual," pinta-nya.

Dewi meminta semua pihak untuk tetap hati dalam memilih beras yang akan di konsumsi. " sebaiknya pemerintah dan instansi terkait agar bisa meluruskan kasus beras sintetis,"‎ jelas Dewi.

Sementara itu, dari sisi pedagang beras tadisional, melalui Sekretaris Jenderal Asosiasi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (APPSI), Ngadiran menyatakan, kasus beras sintetis, ada hikmahnya. Pedagang dan pembeli harus hati-hati.

"Hal ini menjadikan kita koreksi diri dan hati-hati dari makanan yang akan dibeli dan dimakan. Banyak makanan yang Mengandung borak, formalin bahkan narkoba," katanya.

Namun menurutnya, harus tetap di jaga bersama agar pasar tradisional tetap ada, jangan selalu menyudutkan pedagang tradisional. "

Sekarang ini ada kesan, upaya untuk selalu menyudutkan pedagang tradisional dalam persaingan dengan supermarket yang sudah merambah," pinta-nya.

Ngadiran menambahkan, saat ini pedagang tradisional harus dapat menjelaskan tentang keaslian beras. Dia juga mensinyalir kasus beras sintetis ini pengalihan isu. "Ini pengalihan Isu dan mudah2an cepat berakhir," jelasnya.

Ngadiran mengharapkan, hasil pengecekan beras sintetis di laboratorium dapat segera diselesaikan. Selain itu, Kalo bisa dipercepat, Kenapa diperlambat. "Tertekan, semakin tambah hari, omzet pedagang beras semakin turun. Berharap semua Bisa kembali ke normal," harap Ngadiran.

Disisi lain bagi pengusaha beras, kejadian penemuan beras sintetis, diminta untuk segara di ungkap. Ketua persatuan penggilingan padi dan pengusaha beras indonesia- PERPADI Nellys Soekidi menyatakan, harus diselidiki sejauh mana kasus beras sintetis.

"Motifnya apa, yang tentu merugikan penjual dan masyarakat," katanya.

Menurutnya, Pedagang tidak mungkin sengaja menjual beras sintetis. "selain harga plastik lebih mahal, juga akan merugikan pedagang dengan turunya omzet penjualan," jelas Nellys .

Nellys mengatakan, kasus beras sintetis tidak bisa dibiarkan, ini bahan pokok yang sangat penting. "Ada unsur luar, yang bisa menunggangi dari pemain lain," ungkap Nellys.

Ditempat yang sama, Dirjen Pengolahan & Pemasaran Hasil Pertanian Kementrian pertanian, Yusni Emilia Harahap menyatakan kalo kasus beras sintetis terbukti, ini kejahatan yang luar biasa. Yusni mengapresiasi yang dilakukan masyarakat yang merespn dengan cepat penemuan beras sintetis. "Mengapreasi, sebagai masyarakat yang memiliki respon cepat menemukan kejanggalan," jelasnya.

Yusni menegaskan, kasus Ini harus di cermati dengan seksama, karena kasus beras sintetis yang pertama dan harus dituntaskan."Diharapkan bisa diungkap dan di publish. Hikmah peristiwa ini, harus melakukan pembenahan lebih cepat lagi Tata niaga begitu panjang," tutupnya.

Sementara itu, untuk memastikan keamanan distribusi dan penyimpangan beras Bulog bagi masyarakat. Direktur  BULOG Fajri Sentosa menyatakan, sudah melakukan pengecekan dan tidak menemukan adanya beras sintetis. " Seluruh kantor sudah mengecek beras yang ada. Tidak menemuka beras sintetis," ungkap Fajri.

Menurutnya, kewaspadaan harus Lebih ditingkatkan dalam penerapan beras. "Lebih tenang, karena stok beras selama inilangsung dari petani dan lebih fresh," katanya.

Untuk kasus beras sintetis, menurut Fadjri  sebaiknya diserahkan kepada pihak kepolisian dalam menuntaskan dan mengungkapnya. "Bareskrim mabes polri sudah bergerak dan tunggu aja hasilnya,"‎ tutup Fajri.



(Akmal Irawan)