Negeri Yang Ruwet

Tuesday, 30 Nov 1999 - 00:00 WIB

Jakarta - Situasi negara Indonesia saat ini di nilai sangat gaduh dan ruwet. Hal itu diungkapkan ketua dpp partai demokrat sekaligus analis ekonomi Iksan Modjo di acara Polemik Sindo Radio.

Keruwetan bangsa Indonesia ini timbul karena terlalu banyak penyelewengan dan kesalahan aturan yang di biarkan berlangsung lama.

Namun menurut Iksan kegaduhan tersebut disisi lain juga menguntungkan karena bisa menjadi alat cek and balances dari keberhasilan suatu bangsa.

Keruwetan bangsa di mata analis geopolitik, Dirgo D. Purbo bukan lagi dapat dikatakan ruwet melainkan sudah hiruk pikuk. Mulai dari masalah korupsi, kabinet vs dpr, dpr vs bumn, sampai-sampai Mahkamah Konstitusi-pun ikut  melempar isu adanya mafia narkoba di Istana.

Dirgo menilai keruwetan dapat di hindari bila pihak-pihak yang berwenang dapat menempatkan diri sesuai posisi dan porsi mereka tanpa harus intervensi satu sama lain.

Sekjen Fitra, Yuna Farhan juga sependapat bahwa saat ini bangsa Indonesia sudah sangat berantakan karena uang negara banyak yang di rampok. Terbukti dengan terus terpeliharanya praktek kongkalikong antar lembaga seperti kasus wisma atlet, hambalang dan sebagainya.

Sementara itu, Mohammad Sobari selaku budayawan memandang keruwetan bangsa ini adalah bagian dari masa-masa sebelum terjadi reformasi politik ekonomi. Kondisi saat ini adalah bagian keruwetan yang sangat dahsyat, dan sebagai usaha untuk menelantarkan kepentingan nasional.

Sebagai solusinya, Sekjen Fitra, Yuna Farhan meminta seluruh pihak harus bisa menciptakan kemakmuran rakyata.

Parameter kemakmuran rakyat harus menjadi rel untuk membentuk peraturan perundang-undangan sehingga dapat menghindari perampokan anggaran.

Sejalan dengan Yuna, analis geopolitik, Dirgo D. Purbo meminta seluruh pihak memahami agenda kepentingan nasional yang terdiri dari dua hal yakni food and energy, dan seharusnya Indonesia mampu mandiri dan berdikari.

Solusi lain ditawarkan oleh ketua dpp partai demokrat yang juga analis ekonomi Iksan Modjo. Iksan meminta masyarakat dapat menikmati keruwetan yang saat ini terjadi karena semua menjadi bagian dari demokrasi yang sedang berjalan, sekaligus menjadi bagian dari cek and balances dr lembaga-lembaga yang kurang memberikan manfaat bagi rakyat dan negara.

Iksan menegaskan keruwetan bangsa saat ini merupakan hal yang harus kita bayar dengan terwujudnya demokrasi.

Dan terakhir budayawan Muhammad Sobari berharap semoga bangsa Indonesia akan sampai pada satu platform yang sama untuk mengelola perbaikan demi rakyat sebesar-besarnya. Rakyat perlahan-lahan mendapatkan bagiannya. Dan kesemua itu membutuhkan satu tata kelola yang adil sesuai porsi aturan hukum dan juga harus ada jiwa yang bersih. Dengan begitu perlahan-lahan kepentingan nasional Indonesia tidak akan lagi direcoki atau di intervensi pihak manapun. (NRP/MKS)