Berperang Citra di Sosial Media

Tuesday, 30 Nov 1999 - 00:00 WIB

JAKARTA – Pemilihan Umum yang akan memilih wakil-wakil rakyat di DPR, DPRD dan Presiden, tinggal beberapa saat lagi. Berbagai upaya dilakukan baik calon anggota legeslatif maupun calon presiden dan wakil presiden, untuk mendongkrak popularitas dan memperkenalkan program yang dijanjikan. Salah satunya melalui sosial media. Baik twitter, facebook, line dan berbagai media sosial yang kini menjamur. Para caleg akan memanfaatkan media sosial secara gratis baik untuk memamerkan ide, gagasan, tindakan hingga untuk menghujat. Namun hal itu harus dilakukan secara hati-hati, karena apa yang dituliskan akan dengan cepat menyebar dan direkam oleh masyarakat.

Anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Budiman Sudjatmiko mengakui, media sosial merupakan panggung dan arena bagi calon wakil rakyat untuk memperkenalkan ide dan terobosan yang akan dilakukan. Namun demikian menurutnya, kebebasan berbicara dan berekspresi akan berkualitas tersebut dilakukan melalui media sosial, jika diisi dengan kalimat yang indah dan retorika bagus, untuk mendukung ide terobos yang cemerlang.

“Tapi kemudian inti ide cemerlang itu bisa menimbulkan wouw bagi public. Twitter akan member tantangan bagi politisi sebagai panggung dan arena,” tegas Budiman dalam diskusi Polemik dengan tema Berperang Citra di Sosial Media di warung daun Cikini, Sabtu (22/2/2014).

Sementara itu, Direktur Politicawave, Yose Rizal mengatakan, media sosial akan meningkatkan partisipasi anak muda, karena bisa mengajak dan mempengaruhi lingkungan. Selain itu, masyarakat akan bisa menguji percakapan dan kejadian di Indonesia. Bahkan mereka akan bisa memantau tindakan dan ucapan yang terekam di media sosial oleh para politisi.

“Media sosial meningkatkan partisipasi anak muda. Di media sosial mulai bergerak dan mengajak lingkungan. Mereka dipantau, tindakan dan ucapan terekam,” katanya.

Hal senada juga dijelaskan Pengamat politik dari Charta Politika, Yunarto Wijaya. Menurutnya, semakin mepetnya waktu pemilu 2014, maka media sosial harus dimanfatkan para politisi, bukan menjauhi.

“Kini ada adaptasi sadar, demokrasi yang melibatkan elemen bangsa,” ujarnya

Sedangkan Budayawan Ridwan Saidi berharap media sosial dapat meningkatkan martabat demokrasi di Indonesia. Ia mengatakan, seseorang setuju atau tidak terhadap ungkapan di media sosial, tanpa ada martabat.

“Suatu hari ia sanjung-sanjung KPK, maka esoknya bisa menjatuhkan KPK,” tegasnya. (ANP)