Dengan Pengawasan OJK, Asosiasi Pengelola Reksadana Indonesia Jamin Investasi Reksadana Aman

• Monday, 23 Dec 2019 - 13:59 WIB

Surabaya - Bisnis investasi reksadana saat ini banyak dijadikan model penipuan berkedok investasi. Karenanya reksadana menjadi produk investasi yang diatur dan diawasi secara ketat oleh regulator dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dewan Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) menilai, dengan sistem pengawasan oleh OJK maka upaya pihak-pihak yang ingin menjadikan reksadana sebagai kedok penipuan investasi bisa diantisipasi. Hal ini disampaikan Mauldy Rauf Makmur Direktur Eksekutif APRDI. "Kami bersama OJK melakukan pengawasan penuh terhadap reksadana, agar masyarakat terhindar dari penipuan yang berkedok investasi," ungkap Mauldy Rauf Makmur, Direktur Eksekutif APRDI kepada wartawan di acara Media Gathering kantor BEI Jatim .

Mauldy Rauf Makmur juga mengimbau kepada masyarakat supaya lebih kritis dan cermat dalam berinvestasi pada produk reksadana. Menurut mantan bankir tersebut, nilai kapitasilasi reksadana pada tahun 2019 mencapai Rp 550 triliun. Diprediksi, kondisi investasi reksadana pada 2020 sangat dipengaruhi oleh trade war dunia. Target pasar modal sampai dengan 2021 adalah 5 juta investor pasar modal. Dari angka tersebut, 60-70 persen merupakan investor dari reksadana. Saat ini tercatat ada sekitar 2,6 juta investor di pasar modal, dari nilai tersebut ada 1,6 juta investor reksadana yang terdaftar.

“Sampai saat ini, ada 60 persen investor kaum millenial dengan nilai rata-rata investasi dengan nominal rendah. Sedangkan 40 persen merupakan investor berusia dewasa atau telah berumur, hanya saja nilainya besar,” ujar dia menambahkan.

Kondisi investasi di Indonesia terkait dengan kawasan. Artinya, kondisi investasi di Indonesia dipengaruhi oleh pertumbuhan perekonomian dunia. Investasi di Indonesia tertinggi pertama adalah dalam bidang obligasi setelah itu diurutan berikutnya adalah bursa saham. 

Perlu diketahui, investasi dibagi menjadi dua jenis. Pertama langsung dan yang kedua adalah investasi pasar modal. Saat ini nilai (Indeks Harga Saham Gabungan) IHSG berada di 6.200 poin ditahun 2020 diprediksi bakal tumbuh sekitar 7.000 poin.

“Kondisi investasi reksadana sangat dipengaruhi oleh bidang ritel. Hal ini tidak lepas dari perkembangan teknologi dan dunia digital. Saat ini, banyak investor yang berinvestasi melalui online market. Contohnya, kita bisa beli di market ritel lewat platform atau market online,” tambah Mauldy

Dalam kesempatan tersebut, Mauldy juga meminta para investor untuk jeli dan berhati-hati terhadap penipuan berkedok investasi reksadana. Para investor harus dapat membaca dan memahami dengan baik dokumen keterbukaan informasi reksadana berupa prospektur dan laporan bulanan.

Mauldy juga mengatakan jika para investor membeli reksadana melalui agen penjual, maka wajib di cek terlebih dahulu apakah  memiliki ijin OJK atau tidak. Selain itu para investor hendaknya tidak mudah tergoda dengan janji-janji penawaran yang menggiurkan.

“Investor dapat melaporkan kepada call center OJK di nomor 157 jika ada tawaran investasi yang mencurigakan. Jika para investor memperhatikan hal-hal di atas tadi, saya jamin para investor akan terhindar dari resiko penipuan berkedok investasi reksadana,” pungkasnya. (Hermawan)