Ambisi Maju Pilwali Surabaya, Mantan Kapolda Jatim Kejar Rekom Beberapa Parpol

Mus • Friday, 27 Dec 2019 - 10:12 WIB

Surabaya - Mantan Kapolda Jatim Mahcfud Arifin terus berburu rekomendasi dari Parpol. Setelah PAN, mantan Ketua Tim Kampanya Daerah Jokowi - Ma'ruf Amin itu juga memburu tiket dari Gerindra  dan parpol lainnya.

Pengamat Politik Surabaya Survey Center (SSC) yang juga Dekan Fakultas Ilmu Politik dan Budaya Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdusaalam menilai keseriusan Mahcfud Arifin untuk maju dalam Pilwali Surabaya menjadi bukti bahwa Pilkada Surabaya menjadi magnet bagi semua orang.

Bahkan dalam selorohnya, Surokim menyatakan jumlah orang yang ingin maju Pilkada Surabaya lebih banyak jika dibanding dengan angka kepuasan terhadap kinerja Walikota Tri Rismaharini yang mencapai 82 persen.

"Tingginya minat masyarakat, tokoh politik,  pensiunan TNI-Polri bahkan pensiunan menteri untuk bertarung di Kota Surabaya, tidak lepas dari peran Surabaya sebagai kota terbesar ke-2 di Indonesia, sehingga siapapun yang maju akan dikenal secara nasional," ujar Surokim.

Namun demikian banyak hal yang harus dipersiapkan Mahcfud Arifin untuk maju dalam Pilkada Surabaya. Surokim menandaskan bahwa starting point pilkada tidak hanya sebatas visi misi saja, dukungan finansial juga sangat penting. Untuk ukuran Surabaya, estimasi anggaran yang harus dikeluarkan oleh calon bisa lebih dari 50 milliar rupiah.

Meski partai-partai telah menyatakan tanpa mahar bagi para pendaftar, namun biaya politik dalam pilkada masih sangat tinggi. "Politik itu bukan ditentukan pada bagian depan. Namun bagian belakang mempunyai peran penentu bisa tidaknya calon untuk terus melaju," tambah Surokim.

Sementara itu terkait dengan rekomendasi partai yang mungkin didapatkan mantan Kapolda Jawa Timur tersebut, Surokim menilai peran Mahcfud Arifin sebagai bagian dari Tim Kampaye saat pilpres menguntungkan, karena bisa dekat dengan para ketua parpol sehingga akan lebih mudah untuk melobi mendapatkan rekomendasi parpol. "Peran Mahcfud Arifin di TKD sangat signifikan dan memungkinkan dekat dengan para ketua parpol, sehingga akan lebih nyaman untuk pendekatan dan lobi rekomendasi," pungkas Surokim.

Irjen Pol (Purn) Machfud Arifin lahir di Ketintang, Gayungan Surabaya pada 6 September 1960. Pada 12 Desember 2016, Jenderal bintang dua ini memimpin Polda Jatim hingga 12 September 2018. Selama menjabat di Jatim, karier Machfud Arifin tercoreng dengan bom bunuh diri yang terjadi pada 13 dan 14 Mei 2018 yang menyebabkan banyak korban jiwa, mengingat serangan tersebut ditujukan pada gereja yang sedang menggelar kebaktian.

Selain bom bunuh diri, masa kepemimpinan Irjen Pol. Mahcfud Arifin juga meninggalkan banyak kasus yang tidak terselesaikan, termasuk kasus pembunuhan mantan Wakapolda Sumatera Utara di Malang Kombes (purn) Agus Samad dan kasus pelecehan agama oleh Rendra Hadikurniawan yang seakan menghilang begitu saja (Hermawan).