6 Tips Menjaga Anak dari Kejahatan Siber di Perangkat Internet

• Tuesday, 14 Jan 2020 - 16:54 WIB
Kemudahan akses game dan materi pembelajaran yang menyenangkan menjadi sasaran penjahat siber terhadap anak. (Foto: Irish Times)

JAKARTA - Saat ini, permainan (game) yang menyenangkan dan materi pendidikan bisa mudah diakses hanya dengan sekali klik berkat layanan online internet. Ini membuat internet menjadi sumber daya yang dibutuhkan dalam aktivitas anak.

Sayang, kemudahan akses game dan materi pembelajaran yang menyenangkan menjadi sasaran penjahat siber. Anak-anak menjadi target sasaran baru.

Bagaimana menjaga anak dari kejahatan siber? Vice President Information Security, Fortinet, Renee Tarun memberikan tips yang bisa diterapkan agar anak tetap terjaga privasi dan keamanan perangkatnya.

"Tips ini saya dapat dari penyelenggaraan National Cyber Security Awareness Month Oktober 2019 lalu dengan tema Own it, Secure It, and Protect it," ujarnya dalam keterangan tertulis kepada iNews.id.

1. Ajari Anak Kenali Perangkat dan Aplikasi

Banyak sekali aspek kehidupan anak Anda, termasuk sekolah hingga komunikasi dengan teman-temannya bergantung pada perangkat yang terhubung ke internet.

"Memang benar perangkat berbasis internet ini menawarkan banyak peluang untuk bantu perkembangan mereka. Namun, Anda perlu ingat kalau hal ini juga menempatkan anak Anda dalam risiko diserang oleh penjahat siber. Karena itu, sangat penting bagi Anda untuk membuat mereka mengenali dan memahami perangkat serta aplikasi yang digunakan," ujarnya. 

"Dengan begitu, anak bisa mengetahui jika ada hal-hal yang mencurigakan di perangkat atau aplikasi asecara online," kata Renee.

2. Jelaskan Anak Privasi Online Sangat Penting

Setelah mengajari mereka memahami perangkat serta aplikasi secara baik, saatnya menjelaskan tentang betapa pentingnya privasi mereka di online. Buatlah anak paham kalau profil digital mereka dan informasi keluarga harus dijaga sebaik mungkin.

"Banyak kegiatan online yang meminta data pribadi, seperti ketika akan mendaftar sebuah aplikasi, anak-anak harus tahu apa dan kapan informasi tersebut bisa diberikan. Terutama untuk anak yang sudah dewasa, ingatkan mereka untuk sangat berhati-hati dalam memberikan akun perbankan atau mengunggah informasi pribadi. Gunakan data pribadi seminim mungkin," ujar Renee.

3. Buatlah Pedoman ketika Online

Anda tidak selalu dapat mengontrol apa yang anak-anak Anda lakukan secara online. Namun, menetapkan seperangkat aturan untuk diikuti ketika online akan membantu melindungi mereka. Seperti membuat daftar situs website yang harus mereka hindari, hingga ciri-ciri kejahatan siber yang harus hindari.

Bahkan saat ini Anda juga sudah bisa mengatur perangkat untuk menentukan bagaimana anak bisa mengakses internet secara aman. Pedoman ini juga dapat dibuat untuk anak saat bermedia sosial. Anda bisa tuliskan informasi pribadi atau keluarga seperti apa yang boleh diunggah oleh mereka.

4. Terapkan Keamanan Tambahan

Penjahat siber selalu memiliki cara untuk dapat menyerang target mereka. Membuat anak paham dan mengerti tentang perangkat serta dunia online, meminimalisir terkena serangan siber. Namun, tidak ada jaminan secara 100 persen mereka sudah aman.

"Anda perlu mempelajari fitur keamanan yang terdapat di setiap situs serta aplikasi yang diakses anak, dan menerapkan lapisan keamanan tambahan ke perangkat mereka. Hal ini akan membuat penjahat siber lebih sulit untuk menyerang," ujar Renee.

5. Bentuk Pertahanan terhadap Ancaman Siber

Orang-orang yang berada di online, perangkat pribadi meraka, dan akun online-nya menjadi target utama penjahat siber yang bertujuan mencuri informasi. Karena alasan ini, sangat penting bagi orang tua memastikan perangkat mereka dan anak aman.

Selanjutnya untuk akun online, pertahanan keamanan dimulai dengan menggunakan kata sandi yang kuat. Hindari penggunaan frasa umum atau informasi yang mudah ditebak seperti tanggal lahir. Sangat dianjurkan untuk mengganti kata sandi secara berkala untuk setiap akun.

Kemudian aktifkanlah Multi-Factor Authentication (MFA) agar akun anak semakin aman. MFA bekerja dengan cara menambahkan langkah ekstra ke proses login untuk memverifikasi identitas. Bentuk MFA biasanya berupa kode unik yang dikirim ke email atau pesan singkat melalu nomor yang didaftarkan di awal. Login dapat berhasil hanya jika kode tersebut sudah dimasukkan. MFA sangat penting terutama untuk akun perbankan.

"Jika bicara soal perangkat, ancaman signifikan dapat berasal dari jaringan yang terhubung dengan anak Anda. Jaringan yang dimaksud contohnya Wi-Fi publik yang saat ini dapat sangat mudah untuk ditemui dan diakses. Wi-Fi publik sering digunakan oleh penjahat siber sebagai jembatan untuk mendapat akses ke perangkat yang terhubung dengannya. Pastikan ketika anak atau keluarga Anda ingin menggunakan Wi-Fi publik seperti di restauran, perhatikan dan konfirmasi kembali nama jaringan dengan menanyakannya kepada staf," kata Renee.

6. Monitor Kegiatan

Ini penting apalagi jika Anda telah melihat tanda-tanda serangan siber di perangkat mereka. Letakanlah perangkat seperti komputer di tempat yang mudah untuk dipantau atau temani mereka ketika sedang online dengan perangkat lain.

Bagi Anda yang telah memiliki anak dewasa, pantaulah kegiatan belanja online mereka. Pastikan mereka belanja di situs yang aman. Pasalnya, penelitian ancaman terbaru dari FortiGuard Labs menunjukkan platform e-commerce telah mengalami peningkatan serangan, juga peningkatan penipuan skimming kartu untuk mencuri data keuangan.

"Itu enam tips yang bisa Anda terapkan untuk menjaga keamanan siber anak ketika menggunakan perangkat yang terhubung dengan jaringan internet. Ingatlah, penjahat siber akan terus meningkatkan strategi untuk menyerang siapa saja, sehingga sangat penting bagi Anda dan keluarga menyadari tentang keamanan siber," ujar Renee.

Editor : Dani Dahwilani

( Sumber : iNews.id )