Ingin Segera Punya Anak? Bunda, Ini Prosedur Bayi Tabung yang Bisa Dicoba

• Friday, 17 Jan 2020 - 14:38 WIB
Konsultasi kesehatan dengan dokter. (Foto: Ashawasmdh)

JAKARTA – Setiap pasangan suami-istri tentu menginginkan anak, namun kenyataannya momen itu belum kunjung tiba. Lantas, apa solusinya?

Biasanya, seseorang belum mendapatkan keturunan karena dipengaruhi faktor kesuburan. Namun, hal itu tidak menghalangi seseorang untuk mendapatkan keturunan.

Saat ini sudah ada rangkaian proses untuk mendapatkan bayi bagi beberapa pasangan yang sulit mendapatkan keturunan. Salah satunya, program bayi tabung.

Bayi tabung adalah kehamilan yang terjadi diawali dengan sel telur dibuahi oleh sperma di luar tubuh, yaitu dalam sebuah tabung. Secara medis disebutkan sebagai in vitro fertilization (IVF).

Berbeda dengan kehamilan umumnya, di mana proses pembuahan terjadi di dalam tubuh. Namun pada bayi tabung ini, memiliki prosedur tertentu dan berbeda. Berikut penjelasan para pakar:

1. Ada pelatihan dan pertemuan dengan dokter untuk mengatur perencanaan dan mendiskusikan perawatan selanjutnya. Juga, mengecek riwayat kesehatan pasien.

2. Melakukan suntikan hormon untuk memproduksi beberapa sel telur, bisanya bisa mendapatkan lima sampai tujuh sel telur.

3. Tes darah untuk menentukan kesiapan sel telur sebelum ditindaklanjuti. Biasanya diberi suntikan yang akan membantu sel telur, agar siap dan berkembang sesuai dengan ketentuan.

4. Selama prosedur pengambilan sel telur, dokter akan mencari folikel dalam rahim dengan menggunakan bantuan scan dan USG.

5. Sel telur kemudian akan diambil dengan menggunakan jarum khusus yang memiliki rongga. Prosedur ini berlangsung sekitar 30 menit hingga satu jam. Sebagian wanita diberikan obat pereda nyeri sebelum dilakukan prosedur tersebut, namun bisa juga diberikan obat penenang ringan hingga dibius total.

6. Sel telur segera dipertemukan dengan sperma pasangan, yang harus diambil pada hari yang sama agar perkembangannya maksimal.

7. Setelah embrio dirasa sudah cukup matang, maka akan disuntikkan ke rahim. Lalu, ditunggu sekitar dua minggu untuk memastikan pembuahan yang terjadi sempurna atau gagal.

8. Setelah dua minggu, maka akan dilakukan tes kehamilan.

Kapan dibutuhkan proses bayi tabung? Proses bayi tabung akan dibutuhkan saat adanya gangguan pada rahim berupa kerusakan atau masalah lainnya yang menghambat pembuahan. Untuk perempuan yang sudah menikah sekitar setahun tetapi belum mendapatkan keturunan, juga bisa melakukan konsultasi untuk melakukan bayi tabung. Pasalnya, sangat banyak faktor yang dapat menghambat pembuahan.

Proses bayi tabung tetap memiliki risiko yang harus dipertimbangkan oleh pasangan suami-istri.

“Untuk risiko psikologisnya tentu ada, karena itu akan menekan mental seorang perempuan jika diketahui tidak bisa memiliki keturunan, apalagi jika dia sudah mencoba melakukan program bayi tabung tetapi gagal,” ujar Dr Eeson Sinthamoney, Direktur Medis & Spesialis Kesuburan, Sunfert International Fertility Centre, Malaysia dalam acara talkshow ‘Harapan Dua Garis untuk Mewujudkan Impian Pasangan di Indonesia’ di Akmani Hotel, Jakarta, belum lama ini.

Risiko lainnya, kata dia, bisa terjadi saat prosedur pengambilan sel telur, mungkin terjadi infeksi, pendarahan atau menyebabkan kerusakan pada organ lain. Faktor lainnya yang dapat terjadi adalah adanya bayi kembar.
 
“Ada kemungkinan dihasilkan bayi kembar, karena pada proses penyuntikan sel telur itu bisa saja dua atau tiga sel telur. Jadi jika terdapat dua embrio yang berhasil, maka itu menandakan akan adanya kehamilan bayi kembar,” ujar Dr Lam Wei Kian, Konsultan Obstetri & Ginekologi Spesialis Kesuburan, Alpha Fertility Centre, Malaysia.

Untuk faktor keberhasilannya, kata dia, tentu juga sangat besar, ditambah saat ini rumah sakit sudah memiliki alat dan teknologi yang canggih sehingga tingkat keberhasilannya sangat memungkinkan. Terutama untuk pasangan yang berumur 24-33, karena tentunya lebih minim keluhan kesehatan dibanding dengan pasangan yang berumur 40 tahun ke atas.

“Namun balik lagi, tentu saja tidak ada perbedaan fisik dari bayi tabung maupun bayi yang normal. Hanya saja, tingkat keberhasilan kehamilan bayi tabung bergantung pada sejumlah faktor, termasuk sejarah reproduksi, usia ibu, dan faktor gaya hidup,” ucapnya.

 

Editor : Tuty Ocktaviany

( Sumber : iNews.Id )