Tips Yayasan Hayandra Peduli Hadapi Maraknya Klinik Stem Cell di Indonesia

• Tuesday, 21 Jan 2020 - 22:56 WIB

JAKARTA – Munculnya kasus klinik stem cell abal-abal (Ilegal) di Jakarta, kini membuat masyarakat resah, karena kesulitan dalam membedakan klinik stem cell ilegal dengan yang legal. Apalagi beberapa waktu lalu, Polda Metro Jaya menggerebek sebuah klinik penyuntikan stem cell yang diduga berpraktik secara ilegal. Kali ini klinik yang berada di sebuah ruko di kawasan Permata Senayan, Jakarta Selatan.

Menanggapi hal tersebut, pendiri Yayasan Hayandra Peduli, Dr dr Karina, SpBP-RE, mengimbau masyarakat untuk tidak perlu khawatir. Karena menurutnya, klinik stem cell ilegal bisa dihindari asal memerhatikan dan mempertanyakan soal legalitas fasilitas kesehatan tersebut berdiri.

"Hal terpenting adalah bertanya sebelum berobat. Pertanyaan mulai perijinan hingga hal detail lainnya. Anda tuh bayar loh, Anda tuh konsumen, dan konsumen itu adalah raja," tegas Dr dr Karina, SpBP-RE, di Jakarta, Selasa (21/1/2020).

Selain soal izin, dr Karina juga menyarankan pasien wajib mengetahui proses stem cell yang akan dilakukan klinik tersebut. Jika stem cell tidak diambil dari pasien, hal itu perlu diwaspadai.

Ia juga menegaskan, bahwa sampai saat ini, hanya ada 5 laboratorium di Indonesia yang tersedia untuk melakukan tindakan stem cell secara legal, yaitu, Laboratorium ProSTEM, Lab Regenic, Lab Dermama, Lab Asia Stem Cell, dan Laboratorium Hayandra.

“4 berada di Jakarta dan 1 berada di Solo. Selain ini bisa dipastikan Ilegal,” katanya.

Dr. dr. Karina mengatakan, masyarakat tidak perlu kuatir, karena Indonesia merupakan salah satu dari sedikit sekali negara di dunia, yang pemerintahnya sangat mendukung riset dan layanan terapi sel yang aman dan benar (termasuk sel punca/stem cell, sel imun, dan sel lainnya), melalui Peraturan Menteri Kesehatan RI nomor 32 tahun 2018.

“Secara legal, 12 RS se Indonesia serta klinik-klinik utama yang terafiliasi dengan 12 RS ini, merupakan mitra bagi Kementerian Kesehatan RI dalam membangun layanan sel terapi yang berkualitas, teruji dan terstandarisasi dengan baik, untuk melindungi masyarakat Indonesia yang memerlukan layanan sel terapi ini,” tambahnya.

Klinik Hayandra & HayandraLab
Yayasan Hayandra Peduli ini beralamat di Jl. Kramat 6, Jakarta Pusat menaungi Klinik Hayandra dan HayandraLab. Pendiri Yayasan Hayandra Peduli yang merupakan seorang dokter spesialis bedah plastik dan juga Doktor Biomedik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Dr. dr. Karina, SpBP-RE, menjelaskan, bahwa Klinik Hayandra legal dalam melayani pasien yang ingin mendapatkan layanan stem cell.   

“Dengan visi dan misi menyediakan layanan kesehatan yang efektif, efisien dan aman, serta diakui baik secara nasional maupun internasional, Klinik Hayandra telah memperluas layanan spesialistiknya, dengan layanan terapi sel autologus (dari diri sendiri) sebagai layanan unggulan”, jelas Dr. dr. Karina.

Klinik Hayandra terafiliasi dengan 2 dari 12 RS yang ditunjuk, sementara sampai saat acara ini diadakan, HayandraLab adalah salah 1 dari 5 laboratorium cGMP stem cell yang memiliki SK Menteri Kesehatan RI sebagai laboratorium yang legal melakukan pemrosesan stem cell dan sel lainnya.

“Pada awal Januari 2019, HayandraLab juga telah mendapat hak paten pertama di Indonesia untuk teknologi pengolahan lemak sampai mendapatkan berbagai sel regeneratif, termasuk stem cell, dalam jumlah milyaran. Kumpulan milyaran sel ini disebut sebagai stromal vascular fraction (SVF), dan sangat berguna untuk memperbaiki sel yang rusak di tubuh kita, termasuk tentunya untuk peremajaan kulit,” ujarnya.

Terapi Sel Punca Untuk Peremajaan Wajah
Proses penuaan pada tubuh manusia tidak timbul begitu saja. Proses ini sebenarnya mulai terjadi pada usia 20 tahun dan bertambah cepat sering bertambahnya usia. Hal demikian juga terjadi pada kulit dan jaringan di bawahnya; dimana sebelum terlihat di usia 30 tahun, tanda penuaan sudah muncul di lapisan kulit bagian dalam semenjak usia 20 tahun. Adapun tanda- tanda penuaan di wajah yang sering kita lihat adalah sebagai berikut: elastisitas dan kelembaban kulit berkurang, kerutan bertambah, kulit menjadi lebih tipis dan kendur, dan berkurangnya volume jaringan lemak di bawah kulit.

Dokter Bedah Plastik dari Klinik Hayandra, dr. Krista Ekaputri, SpBP- RE, mengatakan, untuk mengatasi penuaan di kulit, para ahli mencari solusi yaitu perbaikan yang dimulai dari tingkat sel.

“Teknologi stem cell atau sel punca, saat ini tengah menjadi tren karena sel punca merupakan sel induk yang memiliki fungsi menggantikan atau meregenerasi sel- sel di tubuh kita yang mengalami kematian yang salah satunya disebabkan oleh penuaan tubuh,” kata dr. Krista Ekaputri, SpBP- RE.

Berdasarkan literatur terkini, sumber sel punca yang paling banyak di tubuh kita berasal dari jaringan lemak dan proses pengambilan jaringan lemak di tubuh biasanya dilakukan oleh dokter yang memiliki kompetensi di bidang tersebut, yaitu dokter bedah plastik. Dan perlu diketahui pula bahwa sel punca yang teraman adalah yang berasal dari diri kita sendiri (autologus). “Sel punca yang terkandung dalam SVF dari HayandraLab yang berjumlah milyaran sel tanpa proses kultur, merupakan sumber sel peremajaan kulit yang aman, praktis, efektif dan rendah resiko,” tambah dr. Krista.

Rejuvenasi atau peremajaan wajah dapat terlihat dalam beberapa waktu setelah terapi SVF; elastisitas, kelembaban ketebalan kulit akan meningkat, dan kulit menjadi lebih kencang. Selain itu, SVF juga dapat digunakan bersamaan dengan terapi fat graft untuk menambah kekurangan volume jaringan lemak pada wajah.

Terapi Sel Untuk Sistim Imun
Pada tahun 2015, Ibunda Dr. dr. Karina terdiagnosis mengidap kanker usus. Operasi dilakukan, dilanjutkan dengan menjalani terapi sel imun (immune cell therapy/ICT) di Jepang, dengan menggunakan sel T dan sel NK dari tubuh beliau sendiri. Dr. dr. Karina mengatakan, terapi yang dilakukan sangat nyaman, minim efek samping, namun juga sangat menguras biaya.

“Saya bernazar, bila Ibu saya sembuh, saya akan tarik tehnologi ini ke Indonesia dan membuat harganya jadi lebih terjangkau”, tuturnya dengan mata berkaca. Ternyata nazar ini mampu membawa HayandraLab menjadi laboratorium berizin resmi yang pertama dan satu-satunya di Indonesia yang mengembangkan tehnologi ICT ini.

Makin menua, sistim imun seseorang akan makin lemah. Itulah sebab mengapa populasi penderita kanker lebih besar di usia tua. Dokter anti aging di Klinik Hayandra, yang juga merupakan kepala HayandraLab, dr. Komang A. Wahyuningsih, M.Biomed (AAM), Sp.DLP, menambahkan, ternyata selain menjadi terapi pendukung pada kanker, ICT banyak digunakan di luar negeri untuk pencegahan kanker serta terapi di bidang anti aging.

“Mengingat bahwa ilmu anti aging bukan hanya sekedar bersifat estetik, namun juga termasuk deteksi dini, pencegahan penyakit yang melibatkan sistim imun dan metabolisme, serta bagaimana mempertahankan fungsi tubuh manusia daei gangguan atau penyakit yang berkaitan dengan penuaan,” tegasnya.

Menurut Komang A. Wahyuningsih, penuaan manusia yang ditandai oleh kelemahan fisik dan fisiologis yang sangat mempengaruhi sistem kekebalan tubuh. Penunaan sistem imun ini dapat mengakibatkan dua masalah besar pada tubuh, yaitu kerentanan terhadap infeksi dan inflamasi. Kerentanan terhadap infeksi yang dimaksud berkaitan dengan kemampuan melawan infeksi bakteri, virus, parasit, jamur, maupun mikroba lainnya yang semakin menurun seiring dengan penunaan. Sedangkan inflamasi yang simaksdu adalah peradangan yang terjadi akibat kerusakan sel di berbagai organ tubuh, penyakit-penyakit yang berhubungan dengan inflamasi diantaranya penyakit jantung, alzheimer, parkinson, osteoartritis, dan juga autoimun.

“Hal tersebut berlaku sebaliknya, penyakit degeneratif yang terjadi pada berbagai organ tubuh lainnya dapat menurunkan kemampuan sistem imun, namun mekanismenya belum diketahui dengan pasti,” kilahya. (ANP)