Warga Natuna Tolak WNI Dari Wuhan, Netty Minta Pemerintah Sigap

Muslim • Sunday, 2 Feb 2020 - 19:34 WIB
Dok. DPR

Jakarta - Upaya pemerintah  mengkarantina WNI yang dievakuasi dari Wuhan, China untuk kepentingan observasi di Lanud Raden Sadjad, Natuna, ditentang warga. Menurut  Kabid Humas Polda Kepulauan Riau Kombes Harry Goldenhardt, warga berunjuk rasa dengan membakar ban. Sementara itu Polri dan TNI terus melakukan negosiasi secara persuasif dengan warga.

Netty Prasetiyani, anggota Komisi IX DPR RI, mengungkapkan rasa prihatinnya atas kejadian. "Saya prihatin. Di satu sisi kita menuntut pemerintah bertindak sigap, tepat sasaran, dan prosedural untuk melindungi WNI yang ada di Wuhan. Namun di sisi lain, kita menyaksikan dinamika masyarakat yang bereaksi berlebihan tersebut," ujarnya.

Menurut Netty, secara pribadi, ia dapat mengerti dinamika penolakan warga akibat rasa takut dan khawatir. Namun, lanjut Netty, dalam situasi seperti ini, hendaknya kita justru menunjukkan sikap solidaritas bangsa. "Ini ujian rasa kemanusiaan, kebangsaan, dan persatuan rakyat Indonesia sebagai bangsa besar. Tidak ada seorang pun yang ingin menjadi korban virus Corona. Janganlah berunjukrasa sampai seperti itu. Ini tentu menyakitkan korban dan keluarganya,” harap Netty.

Menurut Netty, sikap warga Natuna yang menolak WNI evakuasi dari Wuhan lebih karena kurangnya informasi akurat dan terus menerus dari pemerintah terkait penyebaran virus Corona. "Ada kesan pemerintah lambat dan memandang kecil persoalan,"
kata dia.

"Padahal sejak awal saya sudah meminta Menkes untuk menyampaikan  informasi dengan cepat dan akurat.  Gunakan rilis running text resmi terus menerus di semua media TV, misalnya. Sampaikan agar rakyat tetap tenang, pemerintah telah mengambil langkah ini dan itu, termasuk evakuasi WNI dari Wuhan dan rencana penempatan sementara di Natuna, untuk kepentingan observasi. Rakyat perlu tahu dengan jelas bahwa pemerintah telah sigap melakukan upaya pencegahan," sambung Netty.

Akibatnya, kata Netty, rakyat mendapatkan informasi secara bebas dari media sosial atau media lain yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. "Saya berharap Polri, TNI, Pemda, dan Kemenkes segera dapat menyelesaikan persoalan ini dengan baik. Senin saya akan angkat masalah ini di Komisi IX," tutup Netty. (Jak)