Ribuan Aktivis Lingkungan dan Bupati Lumajang Hadiri Apel Tandur di Gunung Semeru

• Monday, 10 Feb 2020 - 16:29 WIB

Lumajang - Kebakaran hutan yang terjadi beberapa waktu lalu di Gunung Semeru, menyebabkan penurunan kualitas lingkungan hidup di sekitar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dan desa Ranu Pani, kecamatan Senduro, kabupaten Lumajang. Dampaknya berupa banjir, longsor dan sedimentasi yang terus mengancam keberadaan Ranu Pani dan Ranu Regulo setiap kali turun hujan.

Kondisi ini semakin diperparah oleh pola pertanian yang mengesampingkan keseimbangan daya dukung ekologi yang lestari dan berkelanjutan, serta kian banyaknya sampah akibat meningkatnya wisatawan ke Gunung Semeru.

Situasi ini menggugah kepedulian para aktivis lingkungan untuk membuat kegiatan Tandur Bareng di Gunung Semeru. Kegiatan yang bersifat kerelawanan ini dihadiri oleh sekitar 1.350 volunteer dari berbagai organisasi peduli lingkungan dari berbagai daerah, salah satunya Savers, Gimbal Alas, Laskar Hijau, Galena, Sahabat Alam Indonesia, Forum Sahabat Gunung, dll. Kegiatan ini juga didukung oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang, dan TNBTS (Taman Nasional Bromo, Tengger dan Semeru).

Bupati Lumajang Thoriqul Haq juga terlibat langsung dalam kegiatan ini. Bupati yang dikenal merakyat ini berdialog langsung dengan semua peserta dalam sarasehan tentang lingkungan hidup yang dipandu oleh A'ak Abdullah Al-Kudus, Ketua Laskar Hijau dan sekaligus Ketua GUSDURian Peduli.

Cak Thoriq sapaan akrab Bupati Lumajang mengapresiasi para aktivis lingkungan yang peduli dengan kawasan Semeru.

"Saya bangga dan senang dengan para aktivis lingkungan Jatim. Meski berada jauh dari Lumajang tapi tergerak untuk menanam di Semeru khususnya di lahan yang terbakar beberapa waktu lalu. Saya juga merasa kembali muda bisa merasakan kebersamaan dengan kalian didalam tenda ini," ujar mantan legislator Jatim tersebut.

Kegiatan yang dinamakan Apel Tandur tersebut menanam 9.600 pohon di empat titik, yakni di Bantengan, Watu Rejeng, Amprong dan Kipresan. A'ak Abdulah Al- Kudus Ketua Laskar Hijau menyampaikan, meski kondisi sekitar Semeru hujan dan berkabut tidak menyurutkan semangat mereka untuk menanam demi kembalinya kelestarian hutan di Gunung Semeru. Sebelum menanam, terlebih dahulu dilakukan pelepasan beberapa jenis burung endemik Gunung Semeru.

"Kita semua ingin Semeru tetap indah, alam dan hutannya terjaga. Kondisi kemarin saat sebagian terbakar membuat para aktivis sedih dan saat ini kita berusaha untuk membuat Semeru kembali indah dengan gerakan Apel Tandur ini," ujar tokoh penghijauan Jatim yang kerap mendapatkan penghargaan.

Aksi gerakan penghijaun di Gunung Semeru tersebut juga merupakan tindak lanjut dari instruksi  Presiden Joko Widodo untuk menghijaukan kawasan hutan, gunung dan bukit agar terhindar dari bencana banjir bandang, longsor dan kekeringan. (Hermawan)