Kongres PAN Bersitegang, Pendukung Mulfachri dan Hanafi Rais Luka-Luka

• Tuesday, 11 Feb 2020 - 15:52 WIB

Kendari - Jelang hari ke-2 Selasa (11/2), Kongres PAN di Kendari kembali ricuh. Insiden tersebut berlangsung selama 20 menit, sebelum akhirnya aparat kepolisian dari pasukan gegana Brimob Polda Sultra turun mengamankan arena kongres.

Atas insiden tersebut puluhan pendukung Mufachri Harahap mengalami luka-luka, dan kaca pintu masuk balroom hotel Claro pecah berhamburan. Selain itu para pendukung pun berkejar-kejaran.

Pantauan awak media di arena kongres, kericuhan terjadi ketika para pendukung calon ketua umum Mulfachri memasuki ruang kongres. Setelah berada di pintu masuk ruang kongres, pendukung MH meminta ruang kongres dikosongkan, karena menduga peserta yang ada di dalam ruangan bukan voters atau pemilik suara. Tetapi peserta di dalam ruang kongres tetap bertahan.

Akibat kericuhan itu sejumlah peserta terluka di bagian kepala, terkena lemparan kursi. Kericuhan berlangsung selama beberapa menit, dan baru mereda saat polisi beserta Satgas PAN turun tangan membantu menenangkan para peserta.

Pihak kepolisian saat ini sedang melakukan pengamanan di arena kongres untuk mencegah agar tidak terjadi kericuhan kembali.

Sebelumnya, kericuhan juga terjadi saat rapat pleno pertama yang beragendakan pembahasan tata tertib. Kericuhan itu membuat rapat kongres PAN di skorsing hingga pukul 14.00 Wita.

Caketum PAN Mufachri menilai dinamika ini sebenarnya persoalan kecil, dan tidak perlu terjadi seandainya steering committee menyelesaikan kontroversi masalah kepesertaan.  Menurut MH, sejak awal registrasi kepesertaan di kongres V PAN sangat buruk, karena banyak tanda peserta yang beredar dan digunakan oleh mereka yang tidak berhak.

"Itu yang kita persoalkan. Kita ingin masuk ke kongres tanpa persoalan kepesertaan. Itu dari seminggu yang lalu kita sampaikan agar SC menyelesaikan kontroversi masalah kepesertaan, itu yang berkali-kali kita sampaikan agar ketika ada di Kendari dalam melaksanakan kongres, tidak ada lagi hal-hal  yang bisa memicu kejadian seperti sekarang ini," katanya.

Ia juga sudah meminta agar ruangan kongres dikosongkan, tapi pihak SC tidak mengindahkan. Setelah ruangan kosong, baru sama-sama verifikasi siapa yang berhak berada di dalam ruangan.

"Jadi toleransi yang kita berikan terkait kepesertaan sudah lebih dari cukup. Bagaimana mungkin kita mau melakukan kongres dengan baik, khususnya yang terkait dengan pemilihan caketum kalau ruangan tidak dikosongkan. Banyak orang yang tidak berhak berada di ruangan itu, tapi mereka berada di dalam ruangan," tegas MH.

"Kemudian beberapa kesepakatan dibatalkan secara sepihak jadi saya kira toleransi yang kami berikan sudah lebih dari cukup," tutupnya. (La Ismeid)