Menteri Edhy : Berantas Kapal Pencuri Ikan Dan Lindungi Nelayan!

• Monday, 17 Feb 2020 - 14:40 WIB

Bitung - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo kembali menegaskan bahwa Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) serius dalam penanganan kapal pelaku illegal fishing di perairan Indonesia. Hal tersebut disampaikan Edhy saat memberi sambutan dalam Apel Siaga Pengawasan Wilayah Timur yang diselenggarakan di Bitung-Sulawesi Utara, akhir pekan lalu.

“Tidak ada kata kompromi untuk para pelaku illegal fishing di wilayah pengelolaan perikanan Republik Indonesia," jelas Edhy dalam arahannya. "Tugas kita tidak ringan tapi Saya sangat percaya dengan kemampuan dan semangat Anda (PSDKP) untuk menjaga  laut kita dengan sepenuh jiwa raga,” lanjutnya.

Menteri Edhy menjelaskan, tugas KKP adalah melakukan pembinaan terhadap nelayan. "Ajari mereka bagaimana menjadi pelaut yang benar. Ajari mereka mengelola laut dengan baik. Jadilah prajurit yang disegani oleh pencuri asing tapi kita dihormati oleh nelayan kita sendiri," sambungnya.

Dalam peninjauan ke Bitung, Edhy juga berkesempatan menyaksikan simulasi pelumpuhan kapal ilegal yang dilakukan oleh aparat Ditjen PSDKP. Dengan sangat taktis Awak Kapal Pengawas Perikanan memperagakan proses penghentian, pemeriksaan dan penahanan (HENRIKHAN) kapal ilegal yang dilakukan di dermaga PPS Bitung.

“Setelah melakukan peninjauan dan mengecek kondisi aparat kita. Saya optimis bahwa mereka dapat menjalankan kebijakan KKP untuk melaksanakan pemberantasan illegal fishing dan melindungi nelayan kita” papar Edhy.

Lebih lanjut Edhy juga menjelaskan bahwa penguatan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan merupakan salah satu hal yang menjadi fokus perhatiannya. Dia menuturkan bahwa beberapa kebijakan penguatan tersebut telah diambil.

“Tahun ini KKP akan menambah dua armada Kapal Pengawas Perikanan baru untuk memperkuat pengawasan di Laut Natuna Utara dan Selat Malaka. Hari operasi juga akan ditambah dari yang semula 85 hari di tahun 2019 menjadi 150 hari di tahun 2020,” tegas Edhy.

Menteri Edhy menjelaskan bahwa semua kebijakan itu diambil sebagai perwujudan komitmennya untuk semakin memperkuat upaya pemberantasan illegal fishing di wilayah perairan Indonesia. Selain itu Edhy juga menekankan pentingnya koordinasi dan kerja sama antar aparat penegak hukum dalam pemberantasan illegal fishing di Indonesia.

“Pemberantasan illegal fishing merupakan tugas berat yang tentu tidak bisa dilakukan oleh KKP sendirian. Tentu saja di lapangan kita bahu membahu dengan TNI AL, TNI AU, Pol Air, dan Bakamla” ungkapnya.

Menjadi Sahabat Nelayan Indonesia

Menteri Edhy juga menginstruksikan agar aparat di lapangan mampu menjadi pelindung dan sahabat bagi nelayan Indonesia. Hal ini sejalan dengan tujuan bahwa kebijakan pembangunan kelautan dan perikanan adalah untuk memberikan kesejahteraan nelayan dan masyarakat kelautan dan perikanan.

“Saya ingin agar kehadiran aparat Ditjen PSDKP di lapangan dapat menjadi sahabat bagi nelayan-nelayan lokal Indonesia, sehingga mereka dapat melakukan aktivitasnya dengan rasa aman dan nyaman, serta hasil tangkapan optimal,” ujarnya.

Menteri Edhy menekankan bahwa hal tersebut penting agar tercipta iklim usaha kelautan dan perikanan yang kondusif. Sehingga sektor kelautan dan perikanan dapat memberikan kontribusi positif bagi pembangunan nasional.

Menteri Edhy menambahkan, sebagai langkah konkrit pembinaan kepada nelayan dan masyarakat kelautan dan perikanan, KKP dan Kepolisian Republik Indonesia juga telah menandatangani Adendum Nota Kesepahaman yang salah satu ruang lingkupnya menekankan pentingnya pemberantasan mafia pelaku illegal fishing dan destructive fishing serta pembinaan dan penyadartahuan kepada nelayan dan masyarakat kelautan dan perikanan.

“Saya ingin menegakkan hukum terhadap pelaku illegal fishing dan destructive fishing tepat sasaran agar nelayan kecil sejahtera," pungkas Edhy. (mus)