Suami BCL Meninggal Dunia, Kenali Penyakit Jantung dari Pakar

• Tuesday, 18 Feb 2020 - 18:16 WIB
Suami dari Bunga Citra Lestari (BCL), Ashraf Sinclair meninggal dunia hari ini. (Foto: Instagram)

JAKARTA – Suami dari Bunga Citra Lestari (BCL), Ashraf Sinclair meninggal dunia hari ini, Selasa (18/2/2020). Almarhum meninggal dunia karena mendapatkan serangan jantung.  

Kabar tersebut pertama kali diketahui dari unggahan akun Instagram resmi Billboard Indonesia.

“Breaking News. Berita duka. Telah meninggal dunia @ashrafsinclair (40 tahun) suami dari @nclsinclair hari Selasa 19 Februari pukul 2.40 pagi karena serangan jantung,” tulis Instagram @billboard_ina yang dikutip iNews.id pada Selasa (18/2/2020).

Saat ini jenazah masih di rumah sakit di Jakarta dan akan segera dibawa ke rumah duka. “Konfirmasi ini kami dapatkan dari @jodieocto, fotografer kelurga BCL dan Doddy, manajer BCL. Kami ikut berduka cita untuk keluarga besar @bclsinclair,” tulis @billboard_ina kembali.

Bicara soal penyakit jantung, sejauh ini tidak hanya mengintai mereka yang berumur matang, tetapi kalangan muda. Tidak hanya gaya hidup, ternyata stres menjadi salah satu pemicu serangan jantung.

Menurut Interheart Studi, stres menduduki nomor tiga yang menyebabkan penyakit jantung. Anda yang sering mengalami stress, patut waspada. Apalagi ditambah faktor risiko kolesterol, merokok, diet kurang baik, tekanan darah tinggi, kurang olahraga, kelebihan makan daging, pemakaan obat-obatan, hingga riwayat keluarga.

Spesialis Jantung dr Antono Sutandar, SpJP(K), FACC, FIHA dari Siloam Hospital Kebon Jeruk menjelaskan, ketika tubuh sulit merilis stres, pasti dampaknya akan mengganggu hormon. Baik itu pada laki-laki maupun perempuan, dampaknya sama saja.

"Saya rasa stres membuat hormon jelek lebih muncul. Jadi lebih membuat kita mudah kena pra-diabetes dan tekanan darah tinggi," ucap dr Antono ditemui di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, belum lama ini.

Saat tekanan darah terus naik, sering kali menyebabkan robekan pembuluh darah koroner atau otak. Hal itu bisa menyebabkan gumpalan dan menyumbat pembuluh darah jantung.

Bahkan kalau keseringan stres, sambung dr Antono, membuat organ tubuh lebih cepat menua. Termasuk bagian jantung, saat usia semakin menua, fungsinya juga menurun.

"Pada dasarnya, mau enggak mau stres akan membuat kita menua lebih cepat. Makanya sering pepatah bilang, hati yang suka cita dan gembira itu obatnya," kata dr Antono.

Saat ini, lanjut dr Antono, semakin banyak orang menderita penyakit jantung koroner. Di Amerika Serikat misalnya, seseorang yang berusia 75 tahun sering mengalami penyakit jantung. Sekira 70-75 persen dialami laki-laki.

"Kalau perempuan lebih jarang kena penyakit jantung karena dilindungi oleh hormon estrogen. Berbeda kalau faktor menua dan terjadi perubahan," ucapnya.

Survei Sample Regristration System (SRS) pada 2014 di Indonesia menunjukkan, Penyakit Jantung Koroner (PJK) menjadi penyebab kematian tertinggi pada semua umur setelah stroke, yakni sebesar 12,9 persen. Demikian dikutip dari Okezone.

Dalam artikel sebelum di iNews.id, menurut Kardiolog Pusat Jantung Nasional Harapan Kita Jakarta, dr. Siska Suridanda Danny, Sp.JP(K), serangan jantung sering terjadi pada pagi hari dikarenakan berhubungan dengan irama sirkadian tubuh. Ada hormon yang akan membuat tubuh sangat aktif dan rentan terhadap serangan jantung.

"Tubuh manusia berhubungan dengan irama sirkadian. Hormon membuat tubuh kita aktif mulai naik sekitar pukul 04.00-05.00. Di titik itu, tekanan darah kita paling tinggi dan detak jantung mulai cepat. Di titik itu pula kita rentan terkena serangan jantung," kata dr Siska di sela acara GE Healthcare Berkomitmen Meningkatkan Layanan Kardiologi Intervensi di Indonesia, Jakarta, belum lama ini.

Serangan jantung di pagi hari disebabkan oleh penyumbatan pasokan darah ke arteri koroner yang menyebabkan kerusakan otot-otot jantung. Irama sirkadian (siklus 24 jam internal tubuh) memengaruhi sejumlah faktor kardiovaskular, termasuk tekanan darah dan detak jantung.

Menurut dr Siska, sebelum serangan jantung terjadi pada pagi hari, ada baiknya setiap orang mengenal gejala-gejalanya. Salah satunya, dada terasa nyeri, tidak bisa beraktivitas. Bahkan, nyeri tersebut menjalar hingga ke ulu hati, punggung, dan lainnya.

"Jadi, kenali lebih awal. Dada terasa nyeri berat, bukan clekit-clekit yang bisa ditunjuk dengan satu jari. Nyerinya serasa seperti ketiban lemari, disertai muntah, mual, pandangan berkunang," katanya.

dr Siska menambahkan, jumlah kasus penyakit jantung yang terus meningkat di Indonesia dapat dikaitkan dengan peningkatan faktor risiko vaskular yang sebenarnya dapat dicegah. Misalnya perubahan kebiasaan makan, peningkatan obesitas, dan konsumsi tembakau.

Editor : Tuty Ocktaviany

(Sumber : iNews.id)