Aset Jamkrindo Syariah Meningkat 42 Persen

• Tuesday, 25 Feb 2020 - 23:05 WIB

JAKARTA - Tahun ini, PT Jamkrindo Syariah (Jamsyar) akan memperkuat teknologi informasi dengan memperluas penjaminan secara online. "Penjaminan online pada tahun sebelumnya baru dilakukan untuk produk Penjaminan FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) dan Penjaminan KUR iB (Kredit Usaha Rakyat Syariah)," tegas kata Direktur Utama Jamkrindo Syariah Gatot Suprabowo kepada wartawan di Jakarta, Selasa (25/2/2020).

Penjaminan online akan dilakukan untuk seluruh produk Jamsyar. Di samping dari sisi perluasan penjaminan online, peningkatan pemanfaatan Teknologi Informasi untuk memperkuat daya saing bisnis adalah dengan melakukan pengembangan aplikasi e-klaim.

"Aplikasi e-klaim yang diintegrasikan dengan aplikasi penjaminan memungkinkan mitra penerima jaminan untuk lebih mudah dalam mengajukan klaim penjaminan", ucap Gatot.

Dari sisi internal, untuk mendukung peningkatan TI tersebut, lanjut Gatot, pihaknya juga akan memperkuat data center dan infrastruktur jaringan. Di samping peningkatan TI untuk meningkatkan kualitas layanan penjaminan, peningkatan TI juga dilakukan untuk meningkatkan efisiensi proses di support system.

"Pengembangan aplikasi untuk support system yang dilakukan di tahun 2020 adalah pengembangan aplikasi pengelolaan dokumen, aplikasi pengelolaan asset dan inventaris perusahaan, serta aplikasi pengadaan barang/jasa berbasis online (e-procurement)", jelas Gatot.

Dengan ketiga aplikasi tersebut diharapkan dokumen dapat terkelola dengan baik, sehingga akan memudahkan proses kegiatan perusahaan, aset perusahaan dapat termonitor dengan baik, dan proses pengadaan menjadi lebih transparan dan efektif. "Nantinya, akan diperoleh barang atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan dengan harga yang relatif lebih murah", kata Gatot.

Tak hanya itu, Jamsyar juga akan mengembangkan aplikasi investasi sehingga investasi dapat dievaluasi dengan lebih mudah. "Pada akhirnya diharapkan pengelolaan investasi dapat menjadi lebih baik, dan dapat meningkatkan yield of investment", tegas Gatot.

Strategi dalam bidang bisnis yang diterapkan Jamsyar di tahun 2020 adalah perluasan jaringan pemasaran dan penambahan mitra penerima jaminan untuk produk penjaminan eksisting.  Jaringan pemasaran diperluas dengan meningkatkan status Kantor Unit Pelayanan (KUP) menjadi Kantor Cabang, membuka Kantor Unit Pelayanan baru, dan Kantor Pemasaran (KP) serta membuka Kantor Cabang Utama (KCU) di Jakarta.

"Peningkatan status KUP diharapkan dapat mempercepat proses penjaminan di wilayah tersebut, sedangkan pembukaan KUP dan KP baru diharapkan dapat mendukung perluasan wilayah pasar sasaran," kata Gatot.

Adapun tujuan pembukaan KCU yang mempunyai wilayah kerja Jabodetabek adalah untuk mengoptimalkan pasar Jabodetabek yang cukup besar potensinya.

Terkait kinerja 2019, aset Jamsyar tumbuh 41,92% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan tersebut  dikarenakan adanya setoran modal dari pemegang saham yang terealisasi di tahun 2019 sebesar Rp175 miliar dan penerimaan Imbal Jasa Kafalah sebesar Rp295,32 miliar.

Hal ini menunjukkan bisnis penjaminan Jamsyar di tahun 2019 mengalami pertumbuhan dibanding tahun sebelumnya dan terdapat penjaminan berjangka waktu lebih dari satu tahun.

Sementara laba tahun berjalan Jamsyar pada tahun buku 2019 adalah sebesar Rp36,57 miliar atau tumbuh sebesar 62,25% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. "Dengan kinerja cemerlang seperti itu, saya optimis melangkah di 2020", pungkas Gatot.

Gatot mengungkapkan, nilai deposito dan Surat Berharga Syariah Negar (SBSN) di akhir tahun 2019 masing-masing sebesar Rp495,24 miliar dan Rp163,65 miliar.

Menurut Gatot, komposisi tersebut ditetapkan untuk mencapai target pendapatan investasi dan memenuhi kebutuhan likuiditas terkait pembayaran kewajiban perusahaan. Di samping itu, komponen aset lain yang cukup signifikan adalah biaya dibayar di muka dan aset Lain-Lain. Biaya dibayar di muka tersebut sebagian besar merupakan biaya penjaminan ulang / re-asuransi atas penjaminan yang belum jatuh tempo dan belum diakui sebagai biaya pada komponen laba (rugi).

Di sisi liabilitas, kata Gatot, komponen liabilitas terbesar adalah Pendapatan Ditangguhkan, yaitu sebesar Rp448, 83 miliar. Pendapatan Ditangguhkan tersebut tumbuh sebesar 24,14% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan bisnis penjaminan Jamsyar di tahun 2019 mengalami pertumbuhan dibanding tahun sebelumnya dan terdapat penjaminan berjangka waktu lebih dari satu tahun.

“Cadangan klaim juga meningkat sebesar 32,92% dari tahun sebelumnya. Cadangan klaim tersebut ditingkatkan untuk mengantisipasi terjadinya kenaikan biaya klaim di masa yang akan dating,” kata Gatot.

Ada pun di sisi ekuitas terjadi pertumbuhan sebesar 63,80% dari tahun sebelumnya. Selain karena adanya penambahan modal, pertumbuhan ekuitas juga disebabkan oleh adanya kenaikan cadangan umum dan saldo laba dari laba tahun 2019.

Sementara itu, Direktur Keuangan, SDM dan Umum Endang Sri Winarni mengatakan, laba tahun berjalan Jamsyar pada tahun buku 2019 sebesar Rp36,57 miliar atau tumbuh sebesar 62,25% dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

“Pertumbuhan laba tersebut didukung oleh pertumbuhan pendapatan penjaminan dan pendapatan investasi masing-masing sebesar 42,93% dan 82,54%,” kata Endang.

Di samping itu, kata Endang, terdapat pendapatan subrogasi yang cukup signifikan, sehingga meskipun beban klaim cukup besar, namun penjaminan bersih tetap tumbuh dengan baik.

Endang menjelaskan, dari uraian tersebut di atas, kinerja keuangan Jamsyar cukup cemerlang hal ini menambah optimisme untuk meraih sukses yang lebih gemilang di tahun 2020.

“Untuk mencapai target tahun 2020 yang cukup menantang, Jamsyar menerapkan strategi Peningkatan Profitabilitas Melalui Perkuatan Teknologi Informasi & SDM Unggul,” pungkas Endang.(ANP)