Kemenkop dan UKM Akan Fasilitasi Pelaku UMKM Ikut Dalam Pameran Hari Usahawan Negara di Malaysia

• Saturday, 29 Feb 2020 - 19:08 WIB

JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM memastikan akan ikut dan memfasilitasi pelaku UMKM, ikut andil dalam pameran Hari Usahawan Negara yang diselenggarakan oleh Dewan Perniagaan Usahawan Kecil Malaysia (DPUKM) yang akan berlangsung Juni 2020.

"Kemenkop dan UKM akan fasilitasi dan ikut dalam pameran yang akan digelar bulan Juni mendatang," tegas Deputi Bidang Pengawasan Kemenkop dan UKM Suparno dalam pertemuan dengan Presiden DPUKM Republik Indonesia, Teuku Eddy Faisal Rosydi dan Presiden Dewan Perniagaan Usahawan Kecil Malaysia (DPUKM) Dato Sri Haji Abu Hasan Mohd Nor serta rombongan pengusaha Malaysia, di Kemenkop dan UKM, Jakarta, Jumat (28/2/2020).

Menurut Suparno, event tersebut akan menjadi ajang promosi bagi pelaku UMKM untuk go internasional, karena akan hadir 20 negara dan pelaku bisnis dalam pameran tahunan tersebut.

"Menarik tawaran dari DPUKM. Ini bisa menjadi sarana agar UMKM go Internasional," kata Suparno.

Sementara itu, Presiden DPUKM Republik Indonesia, Teuku Eddy Faisal Rosydi memastikan, pameran dalam rangka Hari Usahawan Negara akan diikuti oleh 20 negara di dunia. Selain itu, menurutnya, event ini, juga bisa menjadi ajang sharing bisnis ekpor impor untuk berkembangnya produk UMKM, karena akan ada 2300 booth di pameran tersebut.

"Kami harapkan Kemenkop dan UKM bisa hadir dan memfasilitasi hadirnya pelaku UMKM. Akan dihadiri 20 negara dan untuk sharing bisnis ekspor impor," ujarnya.

Kerjasama Kedua Negara

Presiden Dewan Perniagaan Usahawan Kecil Malaysia (DPUKM) Dato Sri Haji Abu Hasan Mohd Nor menjelaskan, Indonesia dan Malaysia merupakan negara serumpun dan mayoritas berpenduduk muslim. Untuk itu, pihaknya mendorong adanya kerjasama agar produk produk UMKM dapat menguasai dunia.

"Kami ingin adanya kerjasama dan riset antara Indonesia dan Malaysia agar produk orang Islam bisa kuasai dunia," katanya.

Ia mengaku produk negara negara islam, saat ini baru menguasai 20 persen. Pihaknya mentargetkan dengan adanya kerjasama kedua negara, bisa menguasai 50 hingga 60 persen di dunia.

"Untuk nikmati produk orang Islam, secara ekonomi baru 20 persen. Nanti bisa 50 hingga 60 persen," tegasnya.

Deputi Bidang Pengawasan Suparno menjelaskan potensi kerjasama kedua negara diantaranya garmen dan rempah-rempah akan ditingkatkan. Menurutnya saat ini nilai ekspor Indonesia ke Malaysia sudah surplus yaitu 17 persen. Ditargetkan akan meningkat menjadi 30 persen di tahun 2024 30 persen.

"Nilai ekspor kita khususnya garmen dan rempah rempah surplus 17 persen. Kedepan akan ditingkatkan melalui kerjasama bidang pendidikan dan riset penelitian," tambahnya. (ANP)