Pengerjaan Pengembangan Bandara Tetap Berjalan, Angkasa Pura I Periksa Kesehatan Pekerja Proyek

• Thursday, 19 Mar 2020 - 11:53 WIB

Jakarta - Di tengah kondisi merebaknya Virus Corona di beberapa wilayah di tanah air, PT Angkasa Pura I (Persero) memastikan pengerjaan proyek pengembangan tujuh bandara tetap berjalan, terutama di daerah yang warganya teridentifikasi terjangkit Virus Corona seperti Yogyakarta, Bali, dan Sulawesi Utara. 

Untuk mendukung tetap berjalannya pengerjaan beberapa proyek pengembangan bandara tersebut sekaligus mencegah penyebaran lebih jauh Virus Corona, Angkasa Pura I bekerja sama dengan mitra kontraktor memeriksa dan menjaga kesehatan para pekerja proyek pengembangan bandara melalui pemeriksaan suhu tubuh, pembagian masker, dan penyediaan hand sanitizer.

"Upaya ini merupakan komitmen manajemen untuk mengurangi penularan Virus Corona lebih jauh dan melindungi para karyawan, terutama pekerja lapangan di proyek pengembangan bandara, dari ancaman penularan Virus Corona. Selain itu, upaya ini juga merupakan wujud komitmen perusahaan kepada shareholders dan stakeholders untuk menyelesaikan pengembangan bandara dengan tepat waktu, walau kita tengah menghadapi situasi pandemi," ujar Direktur Utama PT Angkasa Pura I (Persero) Faik Fahmi.

Pemeriksaan kesehatan pekerja proyek pengembangan bandara, terutama dilakukan di Bandara Internasional Yogyakarta (YIA) di Kulon Progo, Bandara Sam Ratulangi Manado, Bandara Sultan Hasanuddin Makassar, dan Bandara El Tari Kupang. Khusus di Bandara Sultan Hasanuddin Makassar juga dilakukan sosialisasi mengenai Virus Corona, upaya pencegahan penyebarannya bagi para pekerja proyek, dan penyemprotan disinfektan yang direncanakan dilakukan satu minggu sekali mulai minggu ketiga Maret ini.

Sebagai informasi, progres pembangunan YIA ditargetkan tuntas 100 persen dan akan beroperasi secara penuh pada 29 Maret 2020 mendatang. Seluruh penerbangan di Bandara Adisutjipto akan dialihkan ke Kulon Progo kecuali penerbangan berjadwal dan tidak berjadwal yang menggunakan pesawat propeler serta penerbangan VIP dan general aviation. YIA memiliki kapasitas 20 juta penumpang per tahun, sebelas kali lebih besar dari Bandara Adisutjipto yang hanya memiliki kapasitas ideal 1,8 juta penumpang per tahun.

Sedangkan realisasi progress paket 1 pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar hingga 10 Maret 2020 telah mencapai 47,6%. Adapun pengembangan paket 1 Bandara Sultan Hasanuddin Makassar terdiri dari perluasan gedung terminal penumpang utama dan terminal sisi selatan, pembangunan fly over dan jalan akses utama, jembatan penghubung, gedung parkir sisi utara, dan gedung utilitas. Pengembangan Bandara Sultan Hasanuddin Makassar akan meningkatkan kapasitas menjadi 15 juta penumpang per tahun dari 7 juta penumpang per tahun dan ditargetkan selesai pada Mei 2021.

Antisipasi Penyebaran Virus Corona bagi Pengguna Jasa Bandara dan Karyawan

Sejak awal merebaknya Virus Corona di beberapa negara tetangga, Angkasa Pura I telah melakukan berbagai upaya pencegahan penyebaran Virus Corona melalui penumpang yang melewati bandara, seperti bekerja sama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) melakukan pengetatan pemeriksaan penumpang internasional melalui pemeriksaan suhu tubuh oleh thermal scanner dan thermal gun, sosialisasi pencegahan penyebaran Virus Corona di 15 bandara, simulasi penanganan suspect yang teridentifikasi tertular Corona di beberapa bandara, penyemprotan disinfektan di area seluruh area bandara dan kantor cabang secara berkala (1 sampai 4 kali sehari), menyediakan hand sanitizer di banyak titik di bandara dan kantor cabang.

Sedangkan untuk karyawan, perusahaan memberikan masker kepada seluruh petugas operasional bandara, khususnya Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali, dan mewajibkan penggunaan alat pelindung diri (APD) mulai dari kacamata pelindung (goggles), masker N95, sarung tangan, serta cairan pembersih tangan atau hand sanitizer.

Pada 17 Maret 2020 ini pula Angkasa Pura I menerapkan kebijakan work from home (WFH) di kantor pusat Jakarta, 15 kantor cabang bandara dan 5 anak perusahaan, khususnya bagi pegawai administratif melalui mekanisme split team di mana pegawai pada masing-masing unit melakukan pengaturan diri untuk membagi ke dalam dua tim dan bekerja dari rumah secara bergantian. Kebijakan WFH secara penuh tanpa bergantian diberikan kepada pegawai berusia lebih dari 50 tahun. "Secara umum seluruh insan Angkasa Pura I yang bekerja WFH telah diberikan fasilitas yang memungkinkan untuk bekerja secara remote dengan nyaman, efisien dan tidak mengurangi produktivitas seperti bekerja di kantor," tambah Faik Fahmi.

Selain itu, social distancing juga diterapkan di seluruh bandara Angkasa Pura I dengan melakukan pengaturan jarak minimal satu meter antar orang di area pelayanan publik melalui penempelan stiker panduan jarak. WFH dan penerapan minimal jarak 1 meter antar orang di bandara dilakukan berdasarkan imbauan Presiden Joko Widodo untuk melakukan social distancing agar penyebaran Virus Corona dapat diminimalisir. (ANP)