Social Distancing Cegah COVID-19 Merupakan Bentuk Keimanan, Ini Penjelasannya

• Monday, 23 Mar 2020 - 10:09 WIB
Social Distancing (Foto: Pradita Ananda/Okezone)

Wabah virus Corona (COVID-19) membuat masyarakat semakin hati-hati dalam beraktivitas, salah satunya dengan cara social distancing atau menjaga jarak di lingkungan sosial yakni mengantisipasi agar tidak mudah tertular penyakit tersebut.

Wakil Ketua Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani), Ustadz Ainul Yaqin mengatakan, turunnya virus corona adalah izin dari Allah dan manusia khususnya umat Islam sedang diuji atas datangnya musibah tersebut. Oleh karena itu umat Islam dan masyarakat umumnya harus melakukan social distancing guna mencegah penularan.

"Musibah pandemi corona adalah salah satu ujian Allah SWT kepada kita semua, ujian kesabaran dan ujian keimanan," katanya saat dihubungi Okezone belum lama ini.

Ia melanjutkan, berbagai hal untuk mencegah penularan COVID-19, seperti menjaga jarak dengan seseorang adalah bagian dari bentuk keimanan seseorang yakni berikhtiar agar tidak ikut terkena virus corona tersebut.

"Jangan bersedih, sabar yakinlah ini dari Allah SWT, dan pasti Allah menjaga kita," ucapnya.

Allah berfirman,

مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِي كِتَابٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَا إِنَّ ذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Artinya: "Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah." (QS. Al-Hadid : 22).

Social distancing juga sebagai bentuk ibadah ketaatan kepada pemimpin negara, di mana membuat kebijakan demi melindungi semua masyarakatnya. Hal ini juga bagian dari mengikuti perintah Allah SWT.

Allah berfirman,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أطيعُوا اللَّهَ وَأَطيعُوا الرسولَ وَأُولِي الأَمْرِ منْكُمْ".

Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya), dan ulil amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Alquran) dan Rasul (sunahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya".(QS. An-nisa':59)

"Kemudian jangan berduka dan bersedih, sebab di dalam kesendirianmu atau ketika dalam jarak Allah bersama kita, kita tidak sendirian, kita dalam penjagaan Allah," pungkasnya.

 

(DRM)

Sumber: Okezone.com