Kadin: Gratiskan Listrik Semua Pelanggan PLN

• Friday, 3 Apr 2020 - 16:52 WIB

Jakarta - Dunia usaha meminta pemerintah tidak tebang pilih memberikan insentif kepada masyarakat. Karena seluruh elemen terkena imbas dari pandemi Covid-19,  baik yang miskin hingga si kaya. Saran pengusaha, jika perekonomian ingin bergairah, pemerintah harus memakai gaya corona juga yang tidak pandang bulu menginfeksi korban.

"Jika ekonomi mau membaik di tengah badai corona, pemerintah harus pakai gaya virus corona itu sendiri, yang tidak tebang pilih. Dari yang miskin sampai yang kaya. Nggak, pandang jabatan. Nggak pilih kasih," tutur Deputi Kadin Indonesia Nofel Saleh Hilabi kepada wartawan di Jakarta.

Nofel mencontohkan pembagian token listrik gratis bagi pelanggan prabayar golongan 450 Volt Ampere (VA) dan diskon golongan subisidi 900 VA. Padahal dengan pandemi ini, seluruh golongan pelanggan listrik terkena imbasnya, sehingga perlu juga digratiskan.

Menurut dia, dengan kondisi seperti ini yang paling terdampak adalah pelaku usaha menengah ke atas. Di tengah kelesuan ekonomi, pemerintah meminta para pekerja kerja dari rumah (work from home). Gaji pun mengalir. Sementara, pemasukan untuk perusahaan minim.

"Jika kita dipaksa bayar listrik ataupun abodemen, begitu juga di rumah kita harus bayar listrik lagi. Sedangkan pemasukan nggak cukup. Seharusnya listrik digratiskan, karena ini salah satu kebutuhan dasar masyarakat luas tanpa tebang pilih, antara si miskin dan si kaya. Seperti corona yang tidak tebang pilih. Jadi pemerintah harus hadir di sini untuk takyatnya," saran Nofel.

Bukan cuma listrik. Nofel menyebut gas juga perlu digratiskan bagi masyarakat. Begitu juga dengan gas industri. Sehingga masyarakat bisa anteng di rumah, sementara industri bisa mengolah produk agar jauh lebih kompetitif, dan masyarakat bisa membeli dengan harga murah.

"Bayangin kalau listrik dan gas masih tetap bayar. Sementara masyarakat nggak ada pemasukan. Pasti mereka akan keluar cari nafkah buat keluarganya. Sementara imbauan pemerintah kan tetap di rumah," ulas Nofel.

Kata dia, pemerintah bisa bercermin dari Malaysia dan Turki. Mengingat kedua negara ini menggratiskan kebutuhan dasar masyarakat. Dengan begitu, upaya mencegah penyebaran Covid-19 secara massif bisa terlaksana dengan baik.

"Pemerintah harus tanggap seperti pemerintah lain yang menggratiskan. Selain Malaysia dan Australia, ada Turki. Pemerintah Turki bahkan membayarkan utang warganya sementara. Kalau kita cuma dikurangin bunganya dan cicilan. Kalau tetap bayar, gimana bayarnya kan nggak ada pemasukan," pesannya.

Nofel memprediksi, dampak ekonomi dari pandemi Covid-19 baru akan terjadi akhir bulan ini. Karena, hampir sebulan masyarakat tidak ada pemasukan. Untuk beli kebutuhan pokok pun, uangnya dipastikan kurang.

"Social impact-nya baru akan terjadi di akhir April. Karena masyarakat udah nggak punya duit. Banyak orang yang dirumahkan. Pengusaha juga dirumahkan. Pengusaha besar dan kecil dirumahkan. Karena nggak ada perputaran ekonomi," pungkasnya. (Mus)