Gerak Cepat Konsorsium Riset Dan Inovasi Covid-19

• Wednesday, 8 Apr 2020 - 15:30 WIB

JAKARTA - Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) telah membentuk konsorsium riset dan inovasi Covid-19. Konsorsium ini dibentuk atas inisiatif Kemenristek/BRIN untuk mendukung percepatan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia. Anggota dari konsorsium ini melibatkan lembaga penelitian, perguruan tinggi, penelitian dan pengembangan Kementerian Kesehatan, BUMN, sektor swasta, serta berbagai badan start-up di bidang kesehatan. 

“Seluruh tim peneliti Kemenristek/BRIN diarahkan untuk membantu mencegah, mendeteksi, dan merespon secara cepat dalam penanggulangan penyakit Covid-19 melalui riset dan inovasi di bidang pencegahan (vaksin dan suplemen), skrining, diagnosis, pengobatan dan teknologi alat kesehatan terkait Covid-19,” ujar Menteri Ristek/BRIN, Bambang Brodjonegoro pada Konferensi Pers Riset dan Inovasi Covid-19 pada Senin (6/4), di Jakarta.

Prioritas dalam jangka pendek berfokus pada penelitian dan kajian sistematik terhadap berbagai aspek dari Covid-19. Termasuk di dalamnya adalah pengembangan Alat Pelindung Diri (APD) dan penelitian tanaman herbal peningkat imun. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah menyerahkan 4000 botol gel hand sanitizer kemasan 200 ml. LIPI juga telah melakukan pelatihan tenaga laboratorium untuk mengatasi kurangnya jumlah SDM yang mampu melakukan pengujian dalam laboratorium. Ada pula sepuluh unit mobile handwasher diserahkan untuk dapat digunakan di tempat yang dibutuhkan.

Sementara itu, prioritas jangka menengan berfokus pada pengembangan dan pengkajian Rapid Test Kit Covid-19, baik untuk deteksi awal (early detection) maupun deteksi akhir (late detection), pengembangan suplemen, multivitamin, dan immune modulator dari berbagai tanaman Indonesia, pengembangan robot layanan, Smart Infusion Pump, dan pengembangan alat bantu pernafasan. Dalam jangka Panjang, konsorsium ini pengkajian dan pengembangan obat dan vaksin Covid-19. 

“Obat dan vaksin dibutuhkan waktu paling tidak satu tahun, tapi kami juga fokus pada supplemen untuk menjaga imunitas tubuh dari berbagai bahan alam di Indonesia. Obat yg sedang duiji adalah Pil Kina karena memiliki kesamaan di kandungan Chloroquine,” tambah Bambang.

Dalam konferensi pers tersebut, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Doni Monardo, menyatakan optimis dalam upaya penanganan pandemic Covid-19 di Indonesia karena sumber daya nasional sedang dioptimalkan untuk penanganan Covid-19. Upaya tersebut dilakukan dari segi media dan non-medis, salah satunya adalah psikologi masyarakat. 

“Kita juga pikirkan bagaimana meningkatkan imunitas bangsa untuk ketahanan yang lebih baik. Apa yang harus dilakukan masyarakat? Menjaga stamina, menjaga kebugaran, makan bergizi, menjaga hati gembira dan tidak panik, karena panik membuat imun berkurang. Demikian pula untuk senantiasa istirahat yang cukup dan olahraga teratur,” ujar Doni.

Saat ini, LIPI telah dan terus melakukan berbagai penelitian tentang Covid-19, termasuk pengaruh Covid 19 terhadap makro ekonomi dan mikro ekonomi, persepsi dan perilaku masyarkat terkait Covid 19 serta analisis dampak sosial, dan lain-lain.

Selanjutnya, LIPI juga turut menjalankan Program Indonesia Memanggil, yaitu dengan menyelenggarakan pelatihan petugas laboratorium yang berkompeten saat ini telah dibuka gelombang kedua karena meningkatnya kebutuhan SDM ahli yang memahami bio safety level 3 (BSL-3). Sebelumnya, tercatat 800 relawan yang mendaftar kegiatan tersebut dan telah melakukan pelatihan pada 31 Maret hingga 2 April 2020. Pengajar dalam pelatihan tersebut berasal dari LIPI, litbangkes, Wordbiohaztech, dan Nottingham University.(*FAZ)