Menteri Edhy Ajak AP5I Manfaatkan Pandemi Covid-19 Sebagai Peluang

ANP • Tuesday, 21 Apr 2020 - 21:05 WIB

JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo mengajak Asosiasi Pengusaha Pengolahan dan Pemasaran Produk Perikanan Indonesia (AP5I) untuk melihat peluang di balik pandemi Covid-19. Kendati optimis, dia mengaku terbuka untuk menerima masukan dari berbagai pihak guna memaksimalkan potensi di sektor kelautan dan perikanan.

"Saya melihat ini peluang, hanya saja kita belum terbiasa melihat situasi ini (Covid-19)," kata Menteri Edhy saat membuka rapat virtual bersama pelaku usaha yang tergabung dalam AP5I, Selasa (21/4).

Karena itu, Menteri Edhy memastikan bahwa pemerintah memposisikan diri sebagai partner para pemangku kepentingan di sektor kelautan dan perikanan. Melalui kolaborasi tersebut, sektor ini diharapkan bisa menjadi kekuatan di masa pandemi. 

"Saya optimis sektor kita menjadi yang memenangkan itu. Potensi ada, permintaan tinggi. Orang tetap makan," sambungnya.

Optimisme serupa diucapkan oleh Ketua Dewan Pengawas AP5I sekaligus Direktur PT. Sekar Bumi, Harry Lukmito. Menurutnya, pasar ekspor menunjukkan kinerja yang masih baik hingga saat ini, terutama dari negara-negara langganan impor produk perikanan Indonesia. Terlebih sejak India mengeluarkan kebijakan lockdown, sejumlah negara mengarahkan permintaan ke Indonesia.

"Pabrik-pabrik (di India) tidak beroperasi, permintaan melonjak ke Indonesia. Komoditi perikanan tetap menjadi andalan devisa di masa seperti ini," jelas Harry.

Guna memaksimal potensi tersebut, Hari menyarankan pemerintah untuk lebih mengoptimalkan perikanan budidaya, terutama udang. Menurutnya, hal ini bisa memiliki dampak yang luar biasa karena bisa menyerap tenaga kerja serta memudahkan asosiasi untuk memperoleh bahan baku.

"Apa yang dialami industri perikanan selalu ketersediaan bahan baku yang tidak menentu. Kami mengusulkan lewat budidaya, kita semua tahu, budidaya di tambak-tambak udang sebetulnya cukup luas tapi masih banyak tradisional dan semi tradisional, mungkin ini bisa di revitalisasi," jelasnya. 

Selain itu, Harry meminta pemerintah untuk mereview kebijakan terkait harga bahan bakar minyak (BBM). Terlebih harga minyak dunia kini sedang turun.


"Ini saya tidak tahu apakah mungkin bisa mengusulkan untuk membantu para pengusaha industri perikanan terutama nelayan yang membutuhkan solar yang cukup banyak," bebernya. 

Sementara Ketua Umum AP5I, Budhi Wibowo yang didampingi Direktur PT. Bumi Menara Internusa, PT. Kelola Mina Laut dan PT. Central Proteina Prima memaparkan adanya perubahan pasar karena dampak dari pandemi Covid-19. Seperti yang dialami Unit Pengolahan Ikan (UPI) yang melayani konsumen hotel, restoran dan kafe (horeka), pendapatan mereka pun menurun drastis. Sebaliknya, UPI yang memiliki konsumen pasar ritel, justru tumbuh. Salah satu strategi yang juga sedang dilakukan asosiasi ialah menggandeng startup pemasaran guna memudahkan pemasaran lokal.

"Kami terus berjuang bagaimana melakukan switching dari horeka ke ritel," urai Budhi.

Sebagai informasi, AP5I memiliki 70 anggota yang terdiri dari pelaku usaha di bidang pengolahan dan pemasaran ikan. Dari pelaku usaha tersebut, mereka memiliki unit pengolahan ikan (UPI). Total, UPI yang terdaftar hingga saat ini mencapai 120 lebih yang tersebar di seluruh Indonesia. (ANP)