Digital Cleanup Pertama Menyambut Hari Bumi

ANP • Wednesday, 22 Apr 2020 - 10:51 WIB

JAKARTA - Let's Do It World Network menyelenggarakan Hari Cleanup Digital global yang pertama pada tanggal 22 April 2020 untuk merayakan peringatan 50 tahun Hari Bumi.

Orang-orang seringkali tidak menyadari bahwa di dunia maya atau digital, ada bentuk polusi yang mempengaruhi lingkungan nyata. Hampir semua aktivitas online kita meningkatkan jejak karbon di bumi. Pada tahun 2009, McAfee menerbitkan sebuah laporan yang mengatakan bahwa energi yang dibutuhkan untuk mengirim miliaran email spam setara dengan kebutuhan energi dua juta rumah tangga AS dalam sehari. Pada tahun 2025, diperkirakan bahwa repositori data akan menggunakan seperlima dari seluruh energi yang dihasilkan di bumi, serta alam yang menjadi salah satu dari sumber pencemaran terbesar.

Cleanup Digital memiliki efek yang berbeda dan nyata. Menghapus ‘sampah’ digital dengan membersihkan ruang penyimpanan dalam perangkat kita, dapat membuatnya bekerja lebih cepat dan menghemat waktu yang berharga. Ruang kerja digital yang terorganisir dan rapi juga memiliki efek psikologis positif yang berdampak pada peningkatan fokus. Decluttering juga dapat meningkatkan inspirasi dan mengingat kembali ide-ide yang terlupakan.

Hari Cleanup Digital mengundang semua orang untuk mendaftar di digital.worldcleanupday.org dan membersihkan perangkat mereka dari file-file yang tidak diperlukan pada tanggal 22 April. Hari Cleanup Digital diinisiasi oleh jaringan Let’s Do It World dan Earth Day. Kolaborasi ini membawa perhatian pada sampah virtual dan digital di tengah masa pandemik Covid-19.

Sampah digital sendiri memiliki dampak pada lingkungan dan kehidupan nyata dan berkontribusi pada produksi gas rumah kaca (GRK). Seperti halnya sampah atau limbah materi, aplikasi digital dan file juga menghasilkan sampah: aplikasi, halaman web atau file yang tidak digunakan, sudah ketinggalan zaman atau sudah tidak diperlukan lagi. Gerakan Cleanup Digital memberikan dampak positif bagi lingkungan. Salah satunya dapat mengurangi angka emisi GRK, sebab sekitar 3,7% jejak karbon dari internet dan infrastruktur dihasilkan dari emisi GRK. Satu langkah yang dilakukan dapat membantu mengurangi angka ini dan tercipta kebiasan lebih baik dalam mengelola data digital.

“Dunia ini sedang dalam lockdown. Banyak negara memberlakukan pembatasan pergerakan yang berat pada para warganya, yang harus menghadapi berminggu-minggu di dalam tembok rumah mereka. Saya yakin mereka sudah membersihkan barang-barang mereka, dan sekarang sudah saatnya untuk mengalihkan perhatian pada ketidakteraturan digital dalam hidup mereka,” kata Heidi Solba, Presiden dan ketua network Let's Do It World.

Jaringan Let’s Do It Work adalah organisasi di belakang aksi cleanup terbesar World Cleanup Day yang pernah melibatkan 21 juta orang untuk membersihkan bumi bersama 180 negara di tahun 2019. Hari Cleanup Digital diselenggarakan oleh seluruh jaringan Let’s Do It World, yang juga telah menyelenggarakan World Cleanup Day sejak tahun 2018.

Di Indonesia, hari cleanup digital ini diselenggarakan oleh jaringan Let’s Do It Indonesia melalui gerakan World Cleanup Day Indonesia bersama organisasi core team nasional dan partners.

“Tahun lalu, tim Indonesia memimpin aksi cleanup terbesar di dunia dengan membawa 9.5 juta relawan dan ini sudah dua kali berturut-turut sejak 2018-2019. Tahun ini kembali berbagai kesempatan untuk berkontribusi datang, salah satunya melalui hari digital cleanup. Momentum ini harus menjadi ajang untuk tetap menjaga energi dan semangat perjuangan kita. Terutama persiapan yang jauh lebih matang menuju World Cleanup Day 2020 yang akan diselenggarakan pada 19 September 2020,” ujar Agustina Iskandar, Leader World Cleanup Day Indonesia. (ANP)