Survei: CEO Global Memperkirakan Resesi U-Shaped Akibat Pandemi

Mus • Wednesday, 22 Apr 2020 - 21:29 WIB
realinvestmentadvice.com

Singapura – Para pemimpin bisnis global sedang bersiap menghadapi resesi U-shaped akibat dampak virus corona, dan banyak yang khawatir perusahaan mereka tidak akan bertahan. Demikian hasil sebuah survei terhadap ribuan CEO pada Rabu (22/4).

Pandemi yang melanda dunia saat ini telah menewaskan hampir 180.000 orang, mengalihkan pasar keuangan dan dapat memicu krisis ekonomi terburuk sejak Great Depression di era 1930-an.

Dilansir Reuters, Rabu (22/4), sekitar 60% dari CEO yang disurvei sedang bersiap menghadapi U-shaped recovery – pemulihan dengan periode yang panjang antara masa resesi dengan masa pemulihan – dibandingkan 22% yang memperkirakan akan terjadi resesi ganda. Jajak pendapat ini dilakukan pada 15-19 April terhadap 3.534 CEO dari 109 negara, dan diadakan oleh YPO, sebuah jaringan kepemimpinan bisnis.

Survei itu menemukan bahwa 11% CEO melihat virus corona sebagai risiko bagi kelangsungan hidup perusahaan mereka, sementara 40% menilai pandemi sebagai ancaman yang parah.

“Kita belum pernah melihat krisis seperti ini selama lebih dari seratus tahun, dan beberapa industri rumah tangga tidak akan bertahan,” kata Glenn Keys, Executive Chairman Aspen Medical, sebuah perusahaan layanan kesehatan yang berbasis di Sydney, Australia, dan anggota YPO.

Survei itu juga menemukan bahwa para pemimpin bisnis di sektor perhotelan dan restoran adalah yang paling rentan, di mana 41% eksekutif mengatakan perusahaan mereka berisiko tidak dapat bertahan hidup, sementara 30% dari sektor penerbangan dan 19% dari sektor penjualan grosir serta ritel khawatir perusahaan mereka akan bangkrut.

Sebaliknya, ada beberapa bisnis yang mendapatkan keuntungan, di mana 10% dari pemimpin di sektor spesifik seperti ritel dan grosir, serta kepala perusahaan produksi dari sektor pertanian, pabrik, tambang dan utilitas, melaporkan dampak positif terhadap pendapatan mereka.

Namun, sebagian besar CEO memperkirakan situasi masih akan memburuk lagi sebelum kembali pulih.

Hampir dua pertiga pemimpin bisnis memperkirakan dampak negatif pada pendapatan akan terus berlanjut selama lebih dari setahun, sementara seperempatnya memperkirakan tenaga kerja mereka akan turun lebih dari 20% dalam waktu satu tahun dari sekarang.

“Di seluruh dunia, pola pikir pemimpin bisnis saat ini sangat jelas bahwa dunia telah berubah dalam waktu yang sangat singkat,” kata Scott Mordell, CEO YPO.

“Kita berada di perairan yang belum terpetakan, penuh dengan banyaknya perangkap yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang menantang keberadaan sejumlah bisnis.” (lic)