Korban Meninggal Tembus 180.000 Jiwa, WHO: Krisis Corona Masih Akan Panjang

ANP • Thursday, 23 Apr 2020 - 16:06 WIB

JENEWA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu (22/4/2020) memperingatkan bahwa krisis global akibat virus corona(Covid-19) tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Badan PBB itu menyatakan, kebanyakan negara saat ini baru sebatas menghadapi tahap awal perang melawan corona, sementara angka kematian global kini telah melampaui 180.000 jiwa.

Dilansir AFP, Kamis (23/4/2020), pandemi Covid-19 tidak hanya memicu status darurat kesehatan, tetapi juga kemunduran ekonomi global. Para pelaku di seluruh sektor bisnis berjuang keras untuk bertahan hidup, jutaan orang kehilangan pekerjaan, sedangkan jutaan jiwa lainnya menghadapi kelaparan.

Para pakar kesehatan di AS telah memperingatkan Presiden Donald Trump akan kemunculan gelombang kedua wabah virus corona di negeri Paman Sam. Kondisi tersebut bakal membuat negara adidaya itu berada dalam kesulitan besar seiring merebaknya penyakit flu musiman selama musim dingin ini, ditambah lagi dengan keputusan beberapa negara bagian di AS untuk membuka kembali bisnis-bisnis terpilih.

Sampai hari ini, wabah virus corona telah menginfeksi hampir 2,6 juta penduduk di seluruh dunia. Sementara, tak sedikit pemerintah yang putus asa mencari cara terbaik untuk mengurangi dampak kehancuran ekonomi di negara masing-masing.

Beberapa negara ada yang terkesan memaksakan diri untuk mencabut kebijakan pembatasan sosial ataupun karantina wilayah (lockdown). Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, telah mengeluarkan peringatan serius kepada pemerintah yang hendak atau telah mengambil keputusan semacam itu.

“Jangan salah, kita masih harus menempuh jalan panjang. Virus ini akan bersama kita untuk waktu yang lama,” ucap Tedros dalam konferensi pers virtual, kemarin.

“Sebagian besar negara masih dalam tahap awal epidemi mereka. Dan beberapa yang terkena dampak awal pandemi sekarang mulai melihat kebangkitan dalam kasus,” tuturnya.

Eropa sebagai wilayah terdampak paling parah di dunia, menunjukkan peningkatan jumlah kasus kematian akibat Covid-19 yang menkhwatirkan sehingga kini telah mencapai 110.000 jiwa. Ini menjadi catatan sejarah suram sendiri bagi Benua Biru. (ANP - Inews.id)