PBB: Pandemi Kelaparan akibat Corona Bisa Membunuh 300.000 Orang Per Hari

ANP • Thursday, 23 Apr 2020 - 16:27 WIB

ROMA – Pandemi virus corona (Covid-19) telah menempatkan dunia pada risiko yang disebut “pandemi kelaparan”, Direktur Eksekutif Program Pangan Dunia PBB (WFP), David Beasley menyatakan, pandemi kelaparan itu dapat membunuh 300.000 orang setiap hari.

Dia menjelaskan, sebelum pandemi Covid-19 melanda dunia, jutaan orang di seluruh negera kawasan selatan (negara-negara berkembang) sudah berisiko kelaparan dan kekurangan pangan. Kini, pandemi virus corona telah memperburuk situasi yang sudah sulit itu dan dapat menyebabkan bencana kelaparan sangat parah.

“Jutaan warga sipil yang tinggal di negara-negara yang dilanda konflik, termasuk banyak perempuan dan anak-anak, dihadapkan ke ambang kelaparan, dengan momok kelaparan kemungkinan yang sangat nyata dan berbahaya,” kata Beasley dalam sebuah konferensi video yang disiarkan PBB di YouTube, Facebook, dan Twitter seperti dikutip Alarabiyah, Rabu (22/4/2020).

Menurut penelitian WFP, seiring wabah Covid-19 yang terus menyebar, akan ada pertambahan 130 juta penduduk dunia yang masuk ke ambang bencana kelaparan pada akhir 2020. Dengan adanya pertambahan tersebut, WFP memperkirakan ada total 265 juta orang yang kelaparan di seluruh dunia selama pandemi corona.

Kawasan Timur Tengah dan Afrika paling berisiko

WFP melihat negara-negara di Afrika dan Timur Tengah yang sedang mengalami konflik atau yang pemerintahnya tidak mampu memenuhi kebutuhan penduduknya sebagai kelompok berisiko tinggi terkena bencana kelaparan. “(Negera-negara dengan) sistem kesehatan nasional sudah terlalu padat, dengan kelangkaan peralatan, obat-obatan dan staf terlatih yang mengkhawatirkan,” tutur Beasley.

Menurut dia, negara-negara seperti Afghanistan, Suriah, Sudan Selatan, dan Yaman masuk dalam kategori berisiko tinggi itu. Beasley menyampaikan peringatannya bersamaan dengan dirilisnya Laporan Global WFP untuk Krisis Pangan 2020. Laporan tersebut berisi daftar 55 negara yang menjadi tempat tinggal 135 juta penduduk menghadapi kekurangan gizi tahun ini. (ANP -Inews.id)