Hari Pertama PSBB, Tambahan Pasien Positif Covid 19 di Surabaya Raya Masih Tinggi

Mus • Wednesday, 29 Apr 2020 - 09:33 WIB

Surabaya - Hari pertama pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Surabaya Raya, kasus baru Covid-19 masih tinggi penambahannya. Dari total 59 kasus baru Covid-19 yang tercatat, Surabaya Raya masih yang terbanyak jumlahnya, yaitu 33 kasus. Kota Surabaya yang terbanyak dengan 20 kasus, Kabupaten Sidoarjo 11 kasus, dan Gresik 2 kasus.

Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa mengatakan, kondisi ini harus menjadi perhatian serius. Apalagi jika di hari-hari selanjutnya juga masih tinggi, meski telah menerapkan PSBB. Dengan penambahan 59 pasien positif maka total pasien positif Covid-19 sampai hari ini mencapai 855 orang.

"Angka kasus sebaran di tiga daerah yang melaksanakan PSBB masih yang tertinggi. Ini menjadi perhatian kita bersama," tutur Gubernur Khofifah di Gedung Negara Grahadi Selasa (28/4) malam.

Sedangkan pasien PDP juga mengalami kenaikan, dari angka 2.767 naik menjadi 2.849, kemudian ODP dari angka 18.507 menjadi 18.768.

Sementara itu untuk yang sembuh, Khofifah menjelaskan ada tambahan 8 yang berasal dari Gresik dan Kabupaten Malang masing-masing 1 orang,  Pamekasan, Nganjuk, dan Kota Surabaya masing -masing 2 orang. Jumlah ini menambahkan total pasien sembuh di Jatim yang  mencapai 152 atau setara 17,78 persen.

Sedangkan yang meninggal ada tambahan 6 orang, masing-masing 1 dari Lamongan, Sidoarjo, dan Kabupaten Blitar. Serta 3 dari Kota Surabaya. Total meninggal di Jatim hingga hari ini adalah 95 orang atau setara 11,11 persen.

Gubernur wanita pertama di Jawa Timur tersebut menekankan perlu adanya kewaspadaan yang lebih, karena 21 persen pasien positif Corona (Covid-19) di Kota Surabaya ternyata berasal dari Orang Tanpa Gejala (OTG).

"Hal yang perlu ditekankan bahwa dari data yang ada, setiap tambahan Covid-19 di Surabaya rata-rata 60 persen mereka dari PDP (Pasien Dalam Pengawasan). Dari 60 persen PDP, rata-rata 21 persen yang terkonfirmasi postif dari OTG," ungkap Gubernur Jatim yang juga Ketua Umum PP Muslimat NU tersebut.

Karena itu, Khofifah meminta, kehati-hatian, kewaspadaan, kesiapsiagaan harus dilipatgandakan, terutama pada saat penerapan PSBB yang dimulai sejak 28 April 2020.

"Karena memang ada hal yang mungkin kita tidak duga ternyata carrier, mereka adalah Orang Tanpa Gejala dan itu jumlahnya sampai 21 persen," ucapnya.

Selain itu, menurut Khofifah juga baru terkonfirmasi bahwa di Indonesia, sebagian catatan dari beberapa daerah, Orang Dalam Pemantauan (ODP) yang potensial positif Covid-19 ada sekitar 10 persen.

"Jadi hal-hal seperti ini, harus kita lakukan telaah lebih komprehensif. Apa yang kemudian bisa kita lakukan untuk pencegahan, pengurangan, bahkan penghentian penyebaran Covid-19 di Jatim," pungkas Khofifah. (Hermawan)