Pembudidaya Ikan Respon Positif Upaya KKP Tekan Kenaikan Harga Pakan Ikan

ANP • Saturday, 2 May 2020 - 19:29 WIB

SURABAYA - Sejumlah pembudidaya ikan di wilayah Jawa Timur merespon positif langkah Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melakukan intervensi tekan rencana kenaikan harga pakan ikan oleh sejumlah industri pakan nasional. 

Sebelumnya KKP meminta seluruh industri pakan nasional agar tidak melakukan kenaikan harga selama masa pandemi Covid-19. Hal tersebut diamini dan mayoritas perusahaan pakan nasional sepakat tidak naik harga pakan ikan tersebut.

Saat dimintai konfirmasi terkait implementasi hasil kesepakatan KKP dengan industri pakan nasional di lapangan, staf Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, Tsaqif Inayah mengatakan bahwa saat ini harga pakan ikan di Jawa Timur secara umum batal naik, bahkan perusahaan yang semula terlebih dahulu menaikan harga pakan sebelum tanggal 1 April mengembalikan ke harga semula.

"Setelah tanggal 20 April kemaren ada harga pakan di beberapa kabupaten yang turun. Tapi ada juga yang masih tetap. Namun yang masih memberlakukan harga lama ini karena memang stock lama di agen masih ada dan mereka beli dengan harga lama. Tapi secara umum harga pakan tidak jadi naik dan yang terlanjur menaikkan, mereka berinisiatif untuk menurunkan harga sesuai arahan dari Menteri Kelautan dan Perikanan", ungkap Tsaqif saat dimintai keterangan via WA.

Pembatalan kenaikan harga pakan ikan tersebut mendapat respon positif dari para pembudidaya ikan. Mereka menilai dengan harga pakan yang stabil, beban biaya produksi dapat ditekan, sehingga masalah inefisiensi produksi bisa terpecahkan.

Bangun Adi Wahono, pembudidaya ikan di Kabupaten Tulungagung menyambut gembira upaya tersebut. Selama ini menurutnya harga pakan kerap menjadi masalah utama yang dihadapi dalam proses produksi mengingat lebih 70% komposisi biaya produksi adalah dari pakan.

"Kami menyambut baik harga pakan tidak jadi naik, melalui upaya ini kami berharap biaya produksi minimal dapat ditekan, dengan begitu nilai tambah masih bisa dirasakan. Utamanya dimasa pandemik COVID-19 produksi kami bisa bertahan", ungkap Bangun.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, Sabtu (2/5) mengatakan bahwa KKP akan selalu hadir dalam memberikan solusi terutama dimasa kedaruratan seperti saat ini. Pembatalan kenaikan harga pakan merupakan bagian dari peran Pemerintah untuk lakukan intervensi guna memastikan proses produksi tetap berjalan normal.

"Pada kesempatan ini saya menyampaikan apresiasi kepada sejumlah perusahaan pakan nasional atas bentuk kepekaan mereka terhadap kondisi ekonomi para pembudidaya. Kami tahu ini sulit, tapi tentu kami berharap berbagai stimulus ekonomi untuk sektor industri termasuk pakan ini dapat meringankan beban cash flow perusahaan. Saya kira dimasa darurat yang dibutuhkan adalah kerja sama. Perusahaan pakan dan pembudidaya ini khan ada dalam satu ekosistem bisnis, jadi sepatutnya saling memahami kondisi agar keduanya tetap berjalan. Kami KKP dan Dinas Kelautan dan Perikanan juga akan bersama-sama melakukan pemantauan harga di lapangan melalui tim yang sudah dibentuk,” jelas Slamet.

Sementara itu, Presiden Direktur PT. Shinta Prima Feedmill, Anang Hermanta, mengaku bahwa sejak awal perusahaannya sudah berkomitmen untuk tidak menaikkan harga pakan di tengah pandemi COVID-19, karena tahu betul situasi ekonomi di kalangan pembudidaya.

"Jadi kami lebih ingin usaha budidaya ini berjalan terus, jangan sampai mandek gara-gara petani rugi atau tidak bisa jual ikannya karena serapan pasar ikan yang rendah. Kalau produksi pembudidaya  mandek, maka perekonomian tambah mandek, ada PHK dan pengangguran utamanya dari sub sektor perikanan budidaya. Termasuk pabrik pakan tidak akan ada artinya kalau usaha produksi yang dilakukan pembudidaya mandek", jelas Anang. (ANP)