Salon di Prancis Terima Pelanggan Pertama Tengah Malam setelah Kembali Buka

Mus • Monday, 11 May 2020 - 18:47 WIB
Penata rambut Marc Mauny melayani pelanggan pertama saat salonnya Marc Creations dibuka kembali pada tengah malam di Mayenne, Prancis, 11 Mei 2020. (Reuters/Stephane Mahe)

Mayenne, Prancis - Marc Mauny sudah tak sabar ingin membuka salon rambutnya setelah hampir dua bulan ditutup selama lockdown. Ia langsung membuka pintunya tepat pada tengah malam pergantian hari Senin 11 Mei, dan segera menerima pelanggan pertama.

Dilansir Reuters, Senin (11/5), selama Prancis berjuang menahan laju penyebaran COVID-19, salon Mauny di Mayenne, sekitar 270 km sebelah barat kota Paris, terpaksa ditutup di bawah kebijakan pemerintah yang hanya mengizinkan toko makanan, tembakau dan apotek untuk tetap beroperasi.

Namun seiring dengan skema baru yang secara bertahap melonggarkan aturan pembatasan dimulai pada 11 Mei, bisnis lain sekarang dapat dibuka kembali dengan tetap menerapkan langkah-langkah pencegahan.

“Saya akan memotong rambut, saya akan menerima orang kembali,” katanya, sesaat setelah salonnya dibuka. “Wow, saya benar-benar mau.”

Salon-salon rambut sudah mengantisipasi serbuan pelanggan yang telah menunggu berminggu-minggu untuk potong rambut, atau yang perlu bantuan profesional untuk memperbaiki “kerusakan” akibat memotong rambut sendiri di rumah.

Sebagian besar toko dibuka kembali pada Senin sesuai jam kerja reguler. Namun tidak demikian dengan Mauny. “Saya ingin jadi yang pertama,” katanya.

Pelanggan pertamanya pasca lockdown, Caroline Corbeau, sudah siap untuk gaya rambut yang baru. “Saya benar-benar membutuhkannya. Sangat menyenangkan mendapat kesempatan ini,” katanya.

Baik Corbeau maupun Mauny menggunakan masker penutup wajah. Begitu pula kursi dan lengan kursi di salon Mauny, ditutupi plastik.

Mauny mengatakan, lebih dari sekadar memberi pelayanan, ia ingin mengirimkan pesan harapan.

“Saya pikir ada sejarah yang kembali berputar. Ada flu Spanyol, ada flu Hong Kong, kolera, wabah, dan sekarang kita punya virus corona,” katanya. “Kita tidak tahu ke mana kita akan pergi, tapi kita menuju ke sana, (jadi) kita harus positif.” (lic)