Bermunculan Klaster Covid-19 Hoax di Surabaya

Mus • Tuesday, 12 May 2020 - 13:36 WIB

Surabaya - Klaster atau kelompok penularan Covid 19 yang bersifat hoax bermunculan di Surabaya. Klaster-klaster tersebut bemunculan di media sosial. Mulai klaster rumah sakit, perkampungan, industry, hingga klaster tempat ibadah.

Koordinator Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid 19 Surabaya Febria Rachmanita menyampaikan bahwa beberapa klaster yang viral di media sosial adalah tidak benar. Termasuk klaster rumah sakit swasta.

"Sampai saat ini klaster yang disebut dalam media sosial tersebut tidak benar. Termasuk yang rumah sakit. Lah rumah sakit kan tempat merawat pasien dan kita tidak menemukan paramedis atau petugas di rumah sakit tersebut yang positif," ujar Febria.

Demikian juga dengan klaster Mall, perkampungan, industri maupun tempat ibadah menurut Febria yang juga Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya tersebut tidak ditemukan indikator sebagaia klaster.

"Yang disebut klaster itu kan jika ditemukan yang positif lebih dari dua atau terus bertambah dalam waktu singkat. Sementara tempat tempat yang disebutkan di medsos berdasarkan tracing dan pendataan nihil," lanjut dokter murah senyum tersebut.

Pemkot juga berharap agar masyarakat tidak mudah percaya dengan pemberitaan yang absurd. Jika memang membutuhkan informasi, Gugus Tugas Penanganan Covid Surabaya terbuka untuk memberikan informasi yang sebenarnya. Sehingga bisa membantu masyarakat akan informasi yang simpang siur.

"Silakan untuk bertanya langsung ke Pemkot jika ada informasi yang dirasa perlu untuk diketahui. Jangan cemas, jangan khawtir, karena cemas bisa menurunkan imun tubuh,"  ujar Febria.

Sementara itu sebelummya Walikota Surabaya Tri Rismaharini menyampaikan bahwa sampai saat ini klaster yang ada di Surabaya hanya 16, dan tidak ada penambahan. Diantaranya klaster luar negeri, klaster area publik sebanyak 9 klaster, klaster Jakarta, klaster perusahaan dan industri, klaster seminar dan pelatihan, klaster perkantoran dan klaster asrama.

Risma juga menyatakan jika ada warga yang positif covid-19, jangan kemudian disimpulkan sebagai klaster baru. Perlu untuk kontak orang yang bersangkutan dengan siapa saja hingga kemudian terkena covid 19.

"Bila ada warga yang positif jangan buru buru dikaitkan dengan klaster. Ditelusuri dlu oleh petugas riwayat atau kontak yang bersangkutan dengan siapa saja. Baru kemudian disimpulkan sebagai klaster atau bukan," tutur Risma. (Hermawan)