Masa Pandemi, Angkutan Logistik Kereta Pantang Berhenti Melayani 

ANP • Thursday, 14 May 2020 - 10:41 WIB

Jakarta - Pada masa pandemi Covid-19 banyak kegiatan yang berhubungan dengan transportasi tertunda atau bahkan terhenti. Dalam hal transportasi umum, angkutan penumpang paling berdampak baik darat, laut, udara maupun kereta. 

Bagusnya, Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan mampu menjaga angkutan logistik tetap berjalan. Salah satu pilihan untuk mengakomodasi barang dengan jumlah besar adalah kereta. Moda kereta dinilai tidak sensitif waktu sehingga waktu pengiriman barang lebih dapat diprediksi terlebih dalam masa pandemi ini. 

Saat ini, pemerintah semakin gencar mendorong kereta untuk dapat menjadi alternatif utama pengalihan beban pengangkutan barang dari truk terlebih selama masa pandemi banyak pelarangan truk melintas di beberapa ruas jalan. 

Demi meyakinkan terjaganya operasi angkutan logistik kereta, Staf Ahli Menteri Bidang Logistik, Multimoda dan Keselamatan Perhubungan, Cris Kuntadi melakukan peninjauan ke Stasiun Jakarta Gudang, Stasiun Sungai Lagoa dan Stasiun JICT Pasoso. Dalam tinjauannya, diketahui jumlah peti kemas yang diangkut menggunakan kereta turun 15% selama masa pandemi. Hal ini lebih disebabkan terjadinya penuruan pada bisnis ekspor/impor.

Sebaliknya, adanya peningkatan 16% (Maret 2020) pada angkutan retail atau barang. Ini disebabkan bertambahnya transaksi e-commerce dan pelayanan angkutan pangan. 

Di samping itu, di lapangan Cris juga melihat begitu banyak potensi untuk meningkatkan angkutan logistik menggunakan kereta untuk ke depannya.
“Banyak sekali hal yang bisa ditingkatkan pada angkutan logistik kereta ini mulai dari sarana dan prasarana hingga cost atau harga”, ungkapnya saat peninjauan.

Cris mengatakan bahwa dari segi tarif angkutan logistik menggunakan kereta jauh lebih murah dibandingkan dengan truk, yaitu hanya Rp1.500,-/kg dengan batas minimal pengiriman seberat 5kg. 

Menurutnya, agar kereta semakin digemari sebagai moda logistik permasalahan yang harus dibenahi salah satunya adalah pengiriman barang kereta yang saat ini masih sebatas station to station, “Jika ingin membenahi multimoda pada angkutan barang memang harus dipecahkan hambatan tersebut”, tambahnya saat memberikan saran.

Adanya peningkatan pada pengiriman bahan pangan dan holtikultura selama masa pandemi ini menjadi masukan bagi PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) selaku operator dengan menyediakan fasilitas baru yaitu pendingin agar barang-barang tersebut tetap awet dan segar sampai ke tempat tujuan.

Diakhir tinjauannya, Cris menambahkan PT KAI dapat menyiasati pemanfaatan sarana dan prasarana yang bila terjadi extraordinary event atau kejadian luar biasa, “Contoh, saat sarana yang ada tidak bisa mengangkut penumpang maka bisa dialihfungsikan menjadi angkutan barang”, pungkasnya.

Turut hadir dalam peninjauan tersebut Direktur Komersial PT KAI Maqin Norhadi beserta jajaran serta para staf Direktorat Jenderal Kereta Api Kementerian Perhubungan. (ANP)