Menarikkah Membangun Infrastruktur Gas saat Harga Komoditi Rendah?

ANP • Wednesday, 20 May 2020 - 17:31 WIB

JAKARTA - Purnomo Yusgiantoro Center menggelar webinar yang dilaksanakan kerjasama antara Energy Academy Indonesia (Ecadin) dan Purnomo Yusgiantoro Center (PYC). Kegiatan ini dilaksanakan pada hari Senin, 18 Mei 2020 pukul 15.30, dengan tema Menarikkah Membangun Infrastruktur Gas saat Harga Komoditi Rendah?.

Narasumber pada acara ini adalah Jugi Prajogio yang saat ini aktif sebagai Komite BPH Migas, Kardaya Warnika, salah satu tokoh Migas Indonesia, Anggota Komisi VII DPR RI dan Pengajar Magister Hukum dan Bisnis Energi Universitas Padjajaran, Soerjaningsih yang menjabat sebagai Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM, dan Susilo Siswoutomo, Wakil Menteri Kementerian ESDM 2013-2014. 

Ketua Purnomo Yusgiantoro Center, Filda Citra Yusgiantoro menyampaikan mengenai kondisi dan target sektor gas bumi Indonesia. Menurutnya, Indonesia memiliki potensi gas bumi yang besar dan bahkan menjadi bagian dari 10 negara pengekspor LNG terbesar di dunia. bahkan, Pemerintah saat ini mulai mengurangi ekspor LNG dan sedang mendorong pemanfaatan gas bumi domestik.

“Topik diskusi ini menjadi sangat menarik karena kita semua tahu bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar, dan infrastruktur adalah salah satu hambatan terbesar dalam mendistribusikan gas bumi di Indonesia. Tanpa infrastruktur yang memadai, sulit kiranya bagi pemerintah untuk dapat memaksimalkan pemanfaatan gas bumi domestik," tegas Filda saat membuka diskusi, Rabu (20/5/2020).

Direktur Pembinaan Program Migas Kementerian ESDM, Soerjaningsih menyampaikan presentasi mengenai kondisi pasar gas saat ini dan proyeksi kedepannya. Ia menitikberatkan mengenai proyeksi permintaan dan kebutuhan pasokan gas bumi yang akan terus meningkat di masa depan.

Sedangkan Komite BPH Migas, Jugi Prajogio menekankan bahwa pandemik yang saat ini terjadi telah menyebabkan penurunan permintaan gas yang mencapai sekitar 50-70%. Oleh karena itu, rencana pembangunan infrastruktur pun ikut terpengaruh, sehingga diperlukan pemilihan secara selektif untuk pembangunan infrastruktur yang akan dilakukan dalam waktu dekat. 

Sementara itu, Wakil Menteri Kementerian ESDM 2013-2014, Susilo Siswoutomo menyatakan mengenai pentingnya pemilihan proyek, sehingga rencana yang telah disusun akan mendapatkan hasil yang optimal dan dapat menekan biaya investasi.

Di sisi lain, salah satu tokoh Migas Indonesia, Anggota Komisi VII DPR RI dan Pengajar Magister Hukum dan Bisnis Energi Universitas Padjajaran, Kardaya Warnika sebagai pembicara terakhir, menyampaikan keprihatinannya, mengenai banyaknya proyek gas yang terbengkalai di masa lalu dan juga mempertanyakan bagaimana keberlanjutan proyek di masa depan. Ia menyampaikan mengenai pentingnya kepastian hukum untuk dapat menarik investasi di industri gas bumi Indonesia.

"Yang bisa diambil dari diskusi ini adalah pengembangan infrastruktur gas masih penting peranannya dalam meningkatkan pemanfaatan gas di Indonesia. Pandemik Covid-19 telah memberikan efek negatif pada rencana pembangunan infrastruktur gas di Indonesia," katanya/

Untuk itu menurutnya, perlu secara bijak infrastruktur yang menjadi prioritas dan penting, untuk dibangun terlebih dahulu. Selain itu, perencanaan pembangunan infrastruktur gas di Indonesia tetap harus terus dilanjutkan, sehingga perencanaan jangka panjang tidak terpengaruh oleh kondisi pandemik saat ini. (ANP)