Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jatim Tepis Dugaan Rekayasa Penanganan Pasien Covid yang Meningggal

Mus • Wednesday, 10 Jun 2020 - 11:02 WIB

Surabaya - Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Jawa Timur menepis dugaan rekayasa dalam penanganan pasien covid-19 yang meninggal. Ketua rumpun kuratif gugus tugas, dr Joni Wahyuhadi dalam konperensi pers di Gedung Negara Grahadi menegaskan, semua dilakukan berdasarkan diagnosa dan kajian medis terhadap pasien covid yang meninggal.

Penegasan itu terkait erat dengan polemik driver ojol yang meninggal karena kecelakaan beberapa waktu lalu, namun kemudian dinyatakan Covid-19, dan harus dilakukan pemulasaraan jenasah sesuai protap penanganan jenasah Covid. Hal ini memancing reaksi dari keluarga dan solidaritas ojol, hingga kemudian berujung pada aksi demo di RSUD Sutomo.

Menurut dr Joni Wahyuhadi, setelah mengalami kecelakaan korban sempat dirawat di salah satu RS swasta. Dari diagnosa yang dilakukan rumah sakit tersebut, ditemukan indikasi covid -19 dan dirujuk ke RSUD Sutomo.

"Pemeriksaan di rumah sakit sebelumnya sudah ada indikasi covid -19. Karenanya kita juga menangani sesuai protap yang berlaku," ujar dr Joni yang juga menjabat Dirut RSUD Sutomo.

Sayangnya sebelum hasil swab keluar, yang bersangkutan meninggal dunia. Proses pun berlanjut dengan perawatan jenasah standar covid-19. Namun sangat disayangkan, ada kabar yang berkembang bahwa driver ojol tersebut negatif berdasarkan rapid test dan kemudian direkayasa menjadi positif oleh rumah sakit.

"Semua berdasarkan diagnosa. Saya apresiasi terhadap rumah sakit sebelumnya yang menegakan diagnosa terhadap yang bersangkutan. Dan tidak ada rekayasa. Bisa saja sewaktu hidup pasien adalah OTG dan baru diketahui saat sakit, karena imun melemah," lanjut dr Joni..

Semalam hasil swab driver ojol yang meninggal tersebut keluar, dan positif covid-19. Sementara saat dimakamkan oleh keluarga dan teman-temannya tidak dilakukan sesuai protap covid -19.

"Hasil swab telah keluar dan almarhum positif covid -19. Nanti kita akan melakukan tracing terhadap siapa saja yang bersentuhan dengan jasad almarhum. Karena berdasarkan kajian ilmu kedokteran, cairan yang ada ditubuh pasien covid-19 yang meninggal bisa menularkan covid dengan orang yang menyentuhnya " pungkas dr Joni. (Hermawan)