TV Bolivia Dihujat Setelah Siarkan Langsung Detik-detik Kematian Pasien Corona

Mus • Friday, 19 Jun 2020 - 15:00 WIB
ilustrasi

Santa Cruz - Sebuah channel televisi (TV) Bolivia dihujat publik setelah menyiarkan langsung menit-menit terakhir meninggalnya pasien Covid-19 pada Kamis. Televisi itu menyiarkan aksi para dokter yang berusaha mati-matian menyelamatkan nyawa pasien.

Channel PAT melalui program "No Lies" nekat menyiarkan langsung kondisi pasien virus corona baru (Covid-19) yang sekarat di sebuah rumah sakit di kota Santa Cruz.

Program tersebut mengudara setiap malam di channel PAT yang berbasis di Santa Cruz, sebuah wilayah dengan sekitar 60 persen dari 21.000 kasus Covid-19 di Bolivia. Di kota itu pula sekitar ditemukan setengah dari 679 kematian.

Program itu menunjukkan kondisi pasien selama 30 menit menjelang ajal ketika para dokter mencoba menyadarkan pasien.

Pejabat ombudswoman di negara itu, Nadia Cruz, mengecam siaran langsung untuk "sensasionalisme". "Secara berulang kali menayangkan gambar yang menunjukkan perawatan kardiopulmoner dilakukan pada seseorang, yang sayangnya berakhir dengan kematian," katanya, seperti dikutip AFP, Jumat (19/6/2020).

"Siaran (TV) jelas bertentangan dengan tatanan hukum nasional," lanjut Cruz. "Itu dapat menimbulkan semacam ketakutan kolektif."

Kantor Nadia Cruz adalah badan independen yang ditunjuk untuk menyelidiki keluhan terhadap pemerintah atau organisasi publik.  

Siaran langsung televisi itu menuai banyak hujatan di media sosial, termasuk dari jurnalis terkemuka.

"Betapa kurangnya rasa hormat terhadap keluarga, untuk orang yang meninggal. Kami kehilangan banyak hal dengan virus ini, termasuk empati," kata jurnalis Maria Trigo, dari surat kabar El Deber de Santa Cruz, dalam sebuah pesan Twitter.

Fabiola Chambi, seorang jurnalis harian Cochabamba Los Tiempos mengatakan penyiaran kematian menunjukkan kurangnya rasa hormat dan kemanusiaan.

Pemerintah Bolivia belum mengomentari kontroversi dari siaran langsung televisi tersebut. (SINDOnews.com)