Muncul Virus Flu Babi Baru Berpotensi Jadi Pandemi, Kemenkes: Surveilans Kami Jalankan

ADM • Friday, 3 Jul 2020 - 13:21 WIB

Virus jenis baru dari flu babi muncul dan diidentifikasi berasal dari China. Virus ini dikatakan 'revolusi' flu babi 2009 yang sempat menghantui masyarakat global.

Virus flu babi baru ini dikenal dengan sebutan G4 EA H1N1. Dari karakteristiknya dijelaskan bahwa virus ini mudah menyebar dari orang ke orang. Bahkan, dikatakan berbahaya ketika menginfeksi tubuh manusia.

Karena itu, Prof Kin-Chow Chang dari Universitas Notthingham di Inggris serta peneliti lainnya mengimbau agar setiap negara mewasapadai penularan virus flu babi jenis baru ini. Sebab, di China sendiri virus ini sudah menginfeksi 4,4 persen dari 230 orang yang diteliti.

Flu Babi

Di sisi lain, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pun mewaspadai kemungkinan serangan flu babi baru ini pada manusia dengan terus melakukan surveilans untuk mendeteksi kemungkinan yang dapat terjadi di masa depan.

"Jadi, surveilans kami masih jalan untuk memantau kemungkinan mengenai hal itu, untuk mendeteksi kemungkinan kasus pada orang atau petugas, pekerja yang bekerja di peternakan (peternakan babi). Itu sebenarnya ranahnya Kementerian Pertanian (Kementan)," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor Kemenkes Siti Nadia Tarmizi, dikutip dari ANTARA.

Nadia menyampaikan, hal ini merespons laporan dari ilmuwan China tentang galur baru virus influenza G4 EA H1N1 yang dikabarkan berpotensi menular dari hewan ke manusia (zoonosis).

Selain melakukan surveilans, sambung Nadia, Kemenkes memiliki tugas dan fungsi menginformasikan kemungkinan penemuan kasus pada orang yang sakit flu pada satu populasi tertentu, misalnya pada pekerja di peternakan babi.

"Kemudian oleh Puskesmas bersama Dinas Peternakan sama-sama melakukan kajian epidemiologi kalau di suatu daerah mungkin ada," katanya.

Flu Babi

Namun demikian, lanjutnya, sampai saat ini, baik Kementan maupun Kemenkes belum menemukan potensi serangan flu babi galur baru tersebut, baik pada hewan maupun potensi penularannya dari hewan ke manusia. "Kita belum ada laporan seperti itu," sambungnya.

Dia mengatakan, virus tersebut pada dasarnya merupakan "self limiting desease" atau penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya dan sudah dinyatakan sebagai flu biasa di Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Vaksinnya pada hewan juga sudah ada.

"Vaksinnya sudah ada. Jadi, ya, pertama vaksin hewan, karena flu babi, influenza pada hewan itu tentu sudah ada vaksin. Kemudian vaksin pada manusia, kalau memang diperlukan. Sebenarnya (untuk pencegahan) standarnya sama, cuci tangan, melakukan praktik-praktik untuk pencegahan dan sebagainya," ungkap dia.

"Jadi, sampai sekarang kuncinya adalah surveilans. Selama surveilans jalan, kita tidak terlalu jadi masalah. Karena sampai saat ini belum ada kasus. Artinya, kita melihat kasus pada manusianya belum ada laporan. Tapi kasus pada hewannya juga kita tidak mendapat laporan dari Kementan," pungkas Nadia.

 

Sumber : Okezone.com