MenKopUKM Dorong KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah Pati Naik Kelas Ke Level Nasional

ANP • Saturday, 4 Jul 2020 - 17:05 WIB

PATI - Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Fastabiq Khoiro Ummah di Pati, Jawa Tengah untuk "naik kelas" menjadi koperasi berskala nasional.

"Saya bersilaturahmi dengan pak Ridwan karena saya tahu KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah salah satu koperasi berprestasi. Saya sudah mendapatkan paparan yang detail luar biasa," tegas MenkopUKM Teten Masduki usai berdialog dengan pimpinan KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah di Pati, Jawa Tengah, Sabtu (4/7/2020).

Dalam silaturahmi tersebut MenkopUKM ditemani Dirut LPDB-KUMKM Supomo, Deputi SDM Arief Rahman Hakim, Staf khusus Riza Damanik, Kadis koperasi Jateng Ema Rahmawati, dan Dirut KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah Muhammad Ridwan.

MenKopUKM mengatakan, KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah merupakan koperasi modern yang telah mengembangkan sistem pembiayaan syariah. Pemerintah, kata Teten, membutuhkan koperasi- koperasi tersebut untuk bisa menjadi koperasi besar. Bahkan menurutnya, KemenKopUKM memiliki gagasan untuk mengembangkan koperasi ini memiliki jaringan untuk pembiayaan UMKM, khususnya bagi anggota koperasi.

"Jadi ini koperasi simpan pinjam yang sudah modern dalam mengembangkan sistem pembiayaan. Sudah saatnya naik kelas. Karena kita butuh koperasi koperasi ini tumbuh besar dan kami lagi punya gagasan untuk menggunakan pembiayaan syariah menjadi jaringan untuk penyaluran pembiayaan UMKM yang lebih efektif dan lebih ramah bagi UMKM yang menjadi anggota koperasi," katanya.

Menurut Teten, meskipun KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah belum menjadi mitra LPDB-KUMKM, namun pihaknya menawarkan kerjasama untuk membesarkan koperasi berprestasi tersebut.

"Kebetulan belum menjadi mitra LPDB, tadi kita tawarkan ayo kita sama sama besarkan. Ini potensial untuk menjadi tumbuh dan besar," ujarnya.

Ia mencontohkan, Rabo Bank awalnya adalah koperasi, kemudian koperasi susu Fontera di New Zealand, yang kini sudah tumbuh dan berkembang pesat. Untuk itu, pihaknya berharap di Indonesia koperasi yang sudah ada akan dimaksimalkan atau bisa bergabung membentuk sebuah koperasi besar, agar penyerapan tenaga kerja lebih banyak dan bisa ikut mengembangkan usaha kecil naik kelas.

"Di luar negeri koperasi besar-besar, Rabo Bank itu didirikan oleh koperasi. Koperasi produksi seperti Fontera di New Zealand koperasi susu dan banyak lagi. Koperasi itu tumbuh berkembang dan bergabung menjadi besar. Seharusnya kita jangan terlalu banyak koperasi. Dalam skala kecil sulit. Sekarang harus memperbesar koperasi yang ada dan bisa menyerap tenaga kerja lebih banyak serta bisa juga ikut mengembangkan usah kecil yang baru tumbuh," kata Teten.

Menurut Teten, jika hal tersebut terwujud di setiap wilayah di Indonesia, maka pemerintah mudah melakukan pemberdayaan ekonomi rakyat, menyalurkan pembiayaan serta ekonomi rakyat akan tumbuh.

"Kalau ada disetiap daerah maka ringan bagi pemerintah melakukan pemberdayaan ekonomi rakyat, menyalurkan pembiayaan dan menjadi kekuatan ekonomi rakyat," tambahnya.

Sementara itu, Direktur Utama KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah, Muhammad Ridwan menjelaskan, pihaknya siap naik kelas dari tingkat propinsi ke level nasional.

"Saya ijin pak menteri, sekarang tingkat propinsi dan mau naik kelas ke tingkat nasional," kata Ridwan.

Menurutnya, KSPPS Fastabiq Khoiro Ummah akan terus mengedukasi anggota, agar tetep eksis dalam kondisi apapun. Selain itu akan memperluas layanan dari yang sebelumnya hanya di Jawa Tengah, berkembang ke Jawa Timur dan propinsi lainnya.

"Target jangka pendek adalah mengedukasi anggota agar koperasi ini tetep eksis dalam kondisi apapun.Target kedua seperti saran pak menteri, kita harus meluaskan layanan. Tidak hanya Jateng saja, tetapi sekarang sudah merambah Jatim. Syarat naik kelas harus itu," ujarnya.

Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah (KSPPS) Fastabiq Khoiro Ummah yang berada di Jl. Raya Pati-Tayu KM.3 Tambaharjo, Pati, Jawa Tengah dinobatkan sebagai koperasi berprestasi 2019, dengan standar ISO 9001-2008 manajemen mutu. Memiliki anggota lebih dari 26 ribu orang. Bahkan asetnya kini mencapai Rp 347 miliar yang semuanya dimiliki oleh anggota. (ANP)