MenKopUKM Ingin KSPPS BMT BUS Rembang Fokus Garap Sektor Pertanian dan Kelautan

ANP • Sunday, 5 Jul 2020 - 10:20 WIB

REMBANG - Dalam rangka memastikan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) berjalan lancar, dalam 2 hari ini, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki terjun langsung ke wilayah Demak, Pati dan Rembang, Jawa Tengah.

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengatakan, penyerapan program pemulihan ekonomi sektor koperasi dan UKM harus berjalan lancar. Program itu adalah relaksasi pembiayaan, penghapusan pajak bagi UMKM serta dana untuk membantu modal kerja UMKM.

"Kita hari ini fokus untuk memastikan program pemulihan ekonomi itu berjalan. Pertama relaksasi pembiayaan, kedua penghapusan pajak untuk UMKM dan ketiga dana untuk membantu modal kerja UMKM penerapannya berjalan. Itu kenapa saya ingin keliling," tegas MenKopUKM Teten Masduki usai mengunjungi pengrajin batik binaan KSPPS BMT Bina Ummat Sejahtera, Rembang, Jawa Tengah, Sabtu (4/7/2020).

Menteri Teten juga menyerahkan secara simbolis restrukturisasi pembiayaan LPDB-KUKM kepada Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Baitul Malwa Tamwil Bina Ummat Sejahtera (KSPPS BMT BUS) Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Dalam acara tersebut MenkopUKM ditemani Dirut LPDB-KUMKM Supomo, Deputi SDM Arief Rahman Hakim, Staf khusus Riza Damanik, Kadis koperasi Jateng Ema Rahmawati, Bupati Rembang Abdul Hafid dan Ketua Pengurus KSPPS BMT BUS Abdulah Yasin.

Kinerja BMT BUS

Menteri Teten menjelaskan, BMT Bus merupakan koperasi modern dan ada di 7 propinsi. Bahkan telah menjadi pelaksana pembayaran lembag besar seperri universitas Lamongan. Untuk itu, pihaknya berharap BMT BUS bisa "naik kelas" menjadi lembaga koperasi yang besar.

"Sehingga pemerintah sangat terbantu menyalurkan pembiayaan untuk UMKM yang lebih mudah dan lebih murah. Dan kita tahu UMKM yang meminjam koperasi ada pembinaan. Bagaimana literasi keuangannya dan memgembangkan usahanya. Jadi pemerintah kalo memperkuat BMT BUS ini sama saja dengan memperkuat kelembagaan keuangan masyarakat. Dan kita butuh itu," kata Teten.

Sementara itu Direktur Utama LPDB-KUKM Supomo menjelaskan, pihaknya telah sepakat untuk meningkatkan pembiayaan kepada BMT BUS. Namun untuk jumlahnya masih dilakukan analisis keuangan.

"Kami komitmen bersama sama untuk topup pembiayaan BMT Bus ini. Masih di kalkulasi beapa kebutuhannya. Kalo hasil analisis usaha LPDB bagus harus diberikan maksimum," ujarnya.

Sedangkan Ketua Pengurus KSPPS BMT BUS, Abdulah Yazid menjelaskan, koperasi yang didirikan pada 10 Nopember 1996 tersebut kini sudah memiliki 185 cabang dii 7 propinsi, dengan aset lebih dari Rp 1.2 triliun. Akibat pandemi Covid-19 berdampak penurunan 30 persen.

"Saya sampaikan terimakasih kepada MsnkopUKM dan LPDB-KUKM. Relaksasi pembiayaan akan mulai Juli, karena terganggu akibat pandemi Covid-19," kata Abdullah.

Garap Sektor Pertanian dan Kelautan

MenKopUKM berharap BMT BUS mengembangkan UMKM di sektor pertanian dan kelautan. Menurutnya, pertanian dan kelautan masih dikuasai 96 persen UMKM, sehingga memiliki potensi besar untuk digarap secara maksimal.

"Jadi sebelum kesini, saya bikin analisis. Disini kan daerah pesisir dan daerah pertanian. Jadi kalau UMKM masuk ke sektor unggulan seperti kelautan. Kenapa unggul, bahan bakunya lengkap, tidak ada impor. Termasuk mengolah hasil pertanian. Sehingga kesejahteraan petani bisa kebantu. Ada nilai value addednya. Koperasinya bisa menjadi opteker produk petani itu," tambahnya.

Bahkan kata Teten, di negara-negara maju petani bisa menjadi anggota di 3 koperasi sekaligus, yaitu koperasi pertanian, koperasi simpan pinjam dan koperasi pengolahan.

"Kita harapkan begitu. Makanya seperti di negara negara maju, petani bisa masuk di 3 anggota koperasi, misalnya koperasi pertaniannya. Untuk membiayai dia jadi anggota simpan pinjamnya. Hasil pertanian ada hasil pengolahannya. Dia ikut di koperasi pengolahan. Jadi petani ini bisa mendapatkan keuntungan di 3 koperasi. Yaitulah konsep dari anggota ke anggota," tegasnya. (ANP)