Pandemi Covid-19, Siloam Hospitals Tetap Tumbuh Positif

ANP • Tuesday, 7 Jul 2020 - 22:41 WIB
Ketut Budi Wijaya Presiden Direktur PT. Siloam International Hospitals, Tbk dan Daniel Phua CFO PT. Siloam International Hospitals, Tbk.

TANGERANG - Siloam Hosiptals dibawah kewenangan PT Siloam International Hospitals Tbk di 2019 memperoleh laba bersih Rp 92,8 Miliar. Hal tersebut diketahui setelah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Public Expose di Hotel Aryaduta, Lippo Village di Tangerang pada Selasa, (7/7).

Presiden Direktur PT. Siloam International Hospitals, Tbk Ketut Budi Wijaya, mengatakan pendapatan dari pasien dengan pembayaran pribadi dan pembayaran melalui perusahaan atau asuransi tercatat sebesar Rp5.475 pada FY19, sementara pendapatan dari pasien BPJS tercatat Rp1.543 miliar.

"Segmen pendapatan dari pembayaran pribadi bertumbuh sebesar 13,6% pada FY19 menjadi Rp2.650 miliar, sedangkan segmen pendapatan dari pembayaran melalui perusahaan atau asuransi bertumbuh sebesar 19,4% pada FY19 menjadi Rp2.826 miliar," katanya.

Menurutnya, hanya saja OPEX sedikit meningkat dari 37.5% sebagaimana tercatat dalam Pendapatan Operasional Bersih di FY18 menjadi 38.1% dari Pendapatan Operasional Bersih di FY19. Perseroan mencatat penstabilan biaya dasar meskipun pendapatan mencatat pertumbuhan sebesar dua digit.

"Secara operasional, Perseroan meningkatkan volume Pasien Rawat Inap sebesar 21,7% menjadi 250.186 pasien pada FY19 dibandingkan FY18. Volume Pasien Rawat Jalan juga meningkat sebesar 15,5% menjadi 2.752.379 pasien pada FY19 dibandingkan FY18. Tingkat Okupansi Tempat Tidur meningkat menjadi 63,6% pada FY19 dari 55,4% pada FY18," terangnya.

Ketut menjelaskan, Strategi Siloam sebelum 2019 tumbuh dalam jangkauan dan cakupan dengan membangun jaringan rumah sakit swasta terbesar di Indonesia. Strategi ini berhasil dicapai dan di 2019, manajemen memutuskan untuk mengubah strategi untuk menggabungkan dan memperbaiki monetisasi aset dengan membangun pusat keunggulan di setiap unit rumah sakit.

"Keberhasilan strategi ini direfleksikan dengan hasil finansial yang kuat dan pengurangan yang signifikan akan perencanaan pembukaan rumah sakit baru," ucapnya.

Manajemen juga, kata Ketut memanfaatkan kesempatan ini untuk mengevaluasi nilai aset-aset yang ada, untuk menjadi lebih berhati-hati dan memastikan strategi bisnis yang baru dapat terwujud. Evaluasi ini menghasilkan penghapusan penyesuaian non-tunai satu kali sebesar Rp426 miliar yang mengurangi Laba Bersih Pokok dari Rp92.8 miliar menjadi Kerugian Bersih sebesar Rp333 miliar.

"Laba Bersih Pokok sebesar Rp92.8 miliar untuk FY 2019 sudah merefleksikan hasil implementasi dari kebijakan akunting yang lebih konservatif," terangnya.

Ketut menjelaskan manajemen telah berhasil menumbuhkan pendapatan di seluruh unit rumah sakit. Strategi Direksi untuk fokus dalam monetisasi aset yang ada dan menerapkan ekpansi selektif mulai membuahkan hasil. Manajemen telah menyiapkan fondasi yang kuat untuk pertumbuhan di masa depan. Manajemen akan terus menerapkan tindakan yang tepat untuk menghadapi tantangan yang diberikan oleh Covid-19.

"Covid-19 membawa tantangan tersendiri untuk kinerja operasional pada sektor kesehatan Indonesia. Covid-19 juga telah mempengaruhi kegiatan bisnis Perseroan. Manajemen terus menerapkan tindakan-tindakan yang tepat untuk menghadapi tantangan-tantangan yang ada," tandasnya. (ANP)