Peran Perempuan dalam Bangun Ketahanan Keluarga di Masa Pandemi

ANP • Wednesday, 8 Jul 2020 - 11:12 WIB

Jakarta - Peran perempuan di dalam keluarga menjadi kunci dalam pembentukan ketahanan keluarga. Menurut Survey yang dilakukan BKKBN tentang pembagian suami istri dalam mepertahankan keharmonisan keluarga pada masa pandemi Covid-19, walalupun lebih banyak suami dan istri yang bekerja sama, namun peran istri masih lebih dominan. 

“Ada penelitian yang kami kerjakan di BKKBN baru sebulan yang lalu. Penelitian ini kita lakukan di masa pandemi covid ini ada sekitar 20.680 keluarga yang kami tanya. Pertanyaan pertama siapa yang melakukan pekerjaan rumah, jawabannya 49,1% suami istri, tetapi 34% istri dominan dan 15 hampir 16% istri saja. Siapa yang mengasuh anak, 71,5% suami istri, tapi lagi-lagi 21,7% istri dominan, dan 5,8% istri saja, yang suami dominan praktis ga ada. Siapa yang membeli kebutuhan rumah tangga, 53,8% suami istri tapi lagi-lagi 22,8% istri dominan bahkan 11% istri saja yang suami dominan kecil. Kemudian siapa yang mengingatkan hidup sehat, 82% memang suami istri tapi 12,4% istri dominan dan suami dominan jauh 2,7%. Siapa yang mengingatkan beribadah dan berdoa juga 86% suami istri tetapi 7% juga istri dominan,” jelas Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K) saat menjadi pembicara pada Webinar “Keluarga Millennial Menuju SDM Unggul” melalui aplikasi Zoom Meeting (07/07).

Ketua Umum KOWANI sekaligus Ketua Dewan Yayasan KOWANI Dr. Ir. Giwo Rubianto, M.Pd mengatakan bahwa di dalam anggota keluarga, perempuan adalah anggota keluarga yang mempunyai peranan penting dalam ketahanan keluarga. Sangatlah penting bagi perempuan untuk mengerti dan memiliki kesadaran akan perawatan diri sendiri seperti self care. Self care adalah kegiatan yang dilakukan oleh individu, keluarga, maupun masyarakat dengan tujuan meningkatkan kesehatan, mencegah penyakit, serta berdaya untuk memulihkan atau meningkatkan kesehatan diri sendiri serta anak serta keluarganya. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat pentingnya rawat diri sebelum merawat orang lain atau keluarga.

“Semua perempuan Indonesia wajib menjadi 'Ibu Bangsa' yaitu adalah bagaimana sih menyiapkan generasi penerus, generasi yang unggul, generasi yang bertanggung jawab, nasionalis, kreatif, inovatif, dan berdaya saing, dan berwawasan kebangsaan yang sehat jasmani dan rohani. Perempuan sebagai 'Ibu Bangsa' harus cerdas yang meliputi (1) cerdas kondratik, kita sebagai perempuan berkarir harus mengetahui kodrat kita sebagai wanita. Kemudian (2) cerdas tradisi, tahu memilah tradisi itu adalah buatan manusia yang bias gender yang kadang-kadang yang merugikan perempuan. Kemudian (3) cerdas sosial pendidikan, tahu bagaimana cara membangun karakter, sosial ekonomi seperti koperasi, dan sosial lingkungan hidup. (4) Cerdas profesi, hak memilih profesi yang menjadi dambaan setiap orang. Perempuan sebagai anggota keluarga yang sangat mempunyai peran penting juga harus dapat berpikir secara out of the box. Dimana dapat menjadi agen perubahan yang inovatif dapat mengatasi permasalahan di masa depan maupun yang lebih beragam.

Menurut Survey BKKBN di masa pandemi ini, keluarga Indonesia sebanyak 99% mengatakan saling mendukung anggota keluarga, meghindari pertengkaran sebanyak 98,1%, dan menerima kondisi pandemi sebesar (sabar) 97,7%. Menurut Hasto walaupun kebanyakan keluarga berhemat di masa pandemi sebanyak 79,9%, namun justru yang perlu diperhatikan adalah mereka yang mulai menjual barang dan perhiasan sebesar 50,6%,  meminjam uang tetangga sebesar 19,8%. Dan sebanyak 2,5% terdapat cekcok pada keluarga yang mungkin bisa memicu perceraian. 

Kabar baiknya adalah kesejahteraan atau subjective well-being keluarga di masa pandemi masih baik. Sekitar 80,8% merasa bahwa saat bencana Covid-19 ini keluarga saya tetap bahagia. Sebanyak 97% mengatakan bahwa saat bencana covid ini keluarga saya tetap bersyukur atas anugerah Tuhan. Sedangkan komunikasi/interaksi antar anggota keluarga selama bencana covid kondisinya tetap baik sebesar 94%. Hasto berharap semua sektor bisa ikut berpartisipasi untuk mebina keluarga supaya tidak muncul stres dalam keluarga. 

“Mari keluarga-keluarga millennial ini kita asuh dengan baik, BKKBN siap untuk hadir bersama menjadi sahabat keluarga dan remaja dan juga sahabat lansia,” tutupnya.

KOWANI adalah organisasi yang selalu menyosialisasikan tentang pemberdayaan perempuan dalam rangka penyadaran masyarakat akan pengarusutamaan gender, agar perempuan dan warga masyarakat dapat melaksanakan fungsi dengan kesadaran sepenuh hati akan tujuan hidup baik untuk diri sendiri maupun untuk membangun ketahanan keluarga untuk terciptanya SDM yang berkualitas dan berdaya saing. Dimana SDM ini berasal dari keluarga hebat yang mempunyai ketahanan keluarga yang mumpuni, saling asah asih asuh di Antara sesama anggota keluarga. 

Webinar “Keluarga Millennial Menuju SDM Unggul” diselenggarakan atas kerjasama Kowani bersama BKKBN, Yayasan Kesejahteraan Anak dan Remaja serta Pita Putih Indonesia dalam rangka Hari Keluarga Nasional (Harganas) Ke-27. Acara diselenggarakan melalui aplikasi Zoom Meeting dan disiarkan langsung di Youtube KOWANI. Acara ini dibuka oleh Ketua Umum KOWANI sekaligus Ketua Dewan Yayasan KOWANI Dr. Ir. Giwo Rubianto, M.Pd dengan narasumber Kepala BKKBN dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG (K), dan News Anchor MetroTV sekaligus VP Corporate Communications Media Group News Fifi Aleyda Yahya. Jumlah peserta webinar adalah sebanyak 954 orang melalui aplikasi Zoom, sedangkan yang menonton pada Youtube KOWANI adalah sebanyak lebih dari 90 orang. (ANP)