Menko Luhut : Transisi PSBB Dilakukan dengan Kewaspadaan Tinggi

ANP • Wednesday, 8 Jul 2020 - 22:00 WIB

Jakarta -  Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan menyatakan, pandemi covid-19  telah menyadarkan kita pentingnya memberikan perhatian pada kesehatan masyarakat. 

“Pemerintah selalu bekerja keras untuk meminimalkan penyebaran, dan setelah semua indikator terpenuhi, pembukaan dilakukan dengan kehati-hatian tinggi dan kewajiban semua pihak untuk terus melanjutkan protokol kesehatan,” ujarnya di hadapan ratusan perwira yang mengikuti Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LX dan LXI, Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas), Rabu (8-7-2020). 

Menurut Menko Luhut, berdasarkan data terbaru yang dimilikinya, kapasitas testing  atau masyarakat yang mengikuti test jumlahnya meningkat, rata-rata sebanyak 20.308 tes/hari. Fokus penanganan pemerintah pada pandemi covid-19 saat ini, dari segi kuratif sudah ada 65 laboratorium pengujian. Menurut Menko Luhut, Pemerintah terus-menerus menggaungkan promosi kesehatan melalui sosial media dan media massa, serta upaya keseharian berbasis masyarakat (Pemerintah Daerah hingga RT/RW). 

Pandemi global ini, lanjut Menko Luhut, juga mempercepat otonomi di sektor kesehatan, yaitu dengan adanya kebijakan penguatan elemen industri farmasi dan alat kesehatan nasional, dengan tujuan kemandirian produksi dalam negeri, yakni obat, vaksin, reagen, diagnostic kit, APD, dan alat kesehatan.  

Dalam kuliah umum yang digelar secara virtual dan langsung (dengan penerapan protokol kesehatan) tersebut, Menko Luhut juga menjelaskan mengenai aktivitas ekonomi yang sempat terhenti dan memberikan pukulan yang signifikan terhadap perekonomian nasional. 

“ Shock yang ditimbulkan dari sisi supply dan demand, akan menyebabkan recovery ekonomi yang berjalan cukup lama, namun hal ini bisa lebih cepat seandainya pemulihan ekonomi dunia bisa lebih cepat,” jelasnya. 

Dari sisi ekspor, Menko Luhut memaparkan, sampai dengan kwartal 1 tahun 2020, pertumbuhan ekspor masih positif, antara lain didorong oleh pertumbuhan ekspor besi dan baja. 
“Sebagai hasil dari program hilirisasi pemerintah. Dorongan dari belanja pemerintah diharapkan bisa membuat pertumbuhan ekonomi tidak negatif, seiring dengan peningkatan belanja pemerintah untuk insentif dampak pandemi,” tambah Menko Luhut. 

Menko Luhut pun menekankan, agar semua pihak memiliki kepedulian dan sense of crisis apalagi pada saat situasi seperti sekarang. 
Ia menambahkan, bahwa pemerintah akan terus mengevaluasi situasi perekonomian akibat dampak pandemi dari waktu ke waktu, dan akan melakukan penyesuaian jika diperlukan demi memastikan ekonomi Indonesia tidak akan terpuruk akibat covid-19. 

“Kepada kalian, sense of crisis ini mutlak diperlukan, agar semua pihak dapat bekerja lebih cerdas, lebih keras, dan lebih ikhlas. Pemerintah telah berupaya keras untuk memastikan perekonomian kita tidak jatuh. Pesan saya, bekerjalah secara holistik dan terintegrasi, kenali dulu masalahnya lalu segera putuskan dengan cepat dan tepat,” tutupnya. (ANP)