Menko Luhut: Provinsi Kaltim Harus Kembangkan Hilirisasi Untuk Kemajuan Ekonomi

ANP • Friday, 10 Jul 2020 - 23:53 WIB

Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan akibat dampak pandemi Covid-19, potensi PDB Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) tahun 2020 akan mengalami penurunan karena pelambatan ekonomi global dan nasional. Oleh karena itu, perlu dilakukan upaya mitigasi agar ekonomi tetap berjalan dan pertumbuhan dapat diakselerasi pasca pandemi.

“Menurut saya di Kaltim ini, perlu kita lihat hilirisasi apa yang harus kita lakukan karena itu yang akan banyak nanti membantu kita. Kepada para pemimpin di Kaltim, baik Gubernur, Walikota, dan Bupati saya minta hal ini dipikirkan. Jadi bukan hanya gali dan ekspor saja, bukan itu lagi karena itu nanti habis. Maka kita buat supaya betul-betul ada nilai tambah,” jelas Menko Luhut saat menjadi narasumber pada Webinar Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi (LPP) Kaltim Periode Mei 2020 dari Bank Indonesia Provinsi Kaltim di Kantor Kemenko Marves, Jakarta pada Jumat (10-07-2020).

Sektor pertambangan dan perkebunan memberi kontribusi sangat signifikan terhadap pertumbuhan PDB Kaltim. Selain ekspor batubara dan migas, palm oil (CPO) juga menjadi komoditas ekspor yang menunjang ekonomi Kaltim. Pada kesempatan tersebut, ia mengapresiasi potensi ekonomi Provinsi Kaltim yang pada dasarnya sudah cukup baik. 

Namun menurut Menko Luhut, dalam upaya meningkatkan nilai tambah komoditas ekspor tentu membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, dan salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah mengembangkan sektor pendidikan di Provinsi Kaltim.

“Menurut saya kenapa tidak diajak dari pihak tambang itu untuk membantu membangun politeknik yang berkualitas, misalnya politeknik khusus tambang seperti yang terjadi pada industri di Morowali dan sebagainya. Bersama dengan Pemda, Kementerian Pendidikan dan Kementerian Perindustrian sehingga kualitas pendidikannya juga jalan. Tenaga pengajarnya nanti dari daerah tersebut, itu suatu proses yang butuh waktu. Saran saya Pemda harus berinisiatif melakukan pengembangan SDM tersebut,” jelas Menko Luhut.

Melalui pengembangan green energy (energi terbarukan) diharapkan dapat mendorong investasi baru dan memberi nilai tambah pada sektor ekonomi yang sudah ada.

“Terkait investasi, yang perlu diperhatikan adalah jangan membawa teknologi yang merusak lingkungan, walaupun kita ingin mendapatkan investor. Dan Investasi Renewable Energy & Green Industry itu adalah masa depan. Peluangnya cukup besar, oleh karena itu potensi-potensi yang ada perlu dilihat dan dilakukan studi lebih lanjut,” kata Menko Luhut.

Menurutnya, Pemda perlu menyusun rencana strategis agar investasi sektor ini dapat berkembang serta memitigasi trend peningkatan gini ratio ketika ekonomi global dan nasional yang kembali menggeliat pasca pandemi.

“Kaltim ini sebenarnya masih sangat oke banget kalau kita lihat dari rata-rata nasional. Dari rapat kemarin kelihatan itu orang yang mau travelling sudah mulai meningkat, jadi ekonomi itu mulai jalan,” tutur Menko Luhut.

Pemerintah pusat siap memfasilitasi dan bekerja sama dengan pemerintah daerah dalam rangka membantu realisasi investasi yang memberi nilai tambah ekonomi, sosial dan sesuai prinsip pembangunan berkelanjutan.

“Saya pikir yang penting koordinasi terus dilakukan, kita siap terus membantu,” pungkas Menko Luhut. (ANP)