Ekonomi Minus 41,2%, Singapura Resmi Resesi

Mus • Tuesday, 14 Jul 2020 - 13:07 WIB

Jakarta - Ekonomi Singapura secara resmi telah tergelincir ke jurang resesi pada kuartal II/2020 terkontraksi mencapai 41,2% akibat karantina wilayah selama tiga bulan terakhir akibat pandemi Covid-19 di negara yang selama ini menggantungkan ekonomi pada kegiatan dagang tersebut. 

Berdasarkan laporan Reuters,seorang pakar ekonomi memperkirakan Negara Singa itu diproyeksikan mengalami penurunan sampai 37,4%. Namun perjalanannya sektor konstruksi terjun lebih dalam mencapai 95,6%. Sementara itu Kementerian Perdagangan Singapura melaporkan Produk Domestik Bruto (PDB) merosot hingga 12,6% dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya (year on year/yoy) lebih dalam dari perkiraan ekonom sebesar 10,5%.

Penurunan PDB Singapura pada kuartal II/2020 ditandai penurunan berturut-turut setelah menurun 0,3% yoy pada kuartal I/2020 dan 3,3% dari lompatan antar kuartal sehingga memenuhi terjadinya resesi. Adapun pemerintah Singapura menargetkan PDB tahun ini -7% sampai -4% penurunan terbesar dalam sejarah. 

"Dengan pembukaan kembali ekonomi Singapura, kita harus melihat kenaikan moderat dalam hal aktivitas ekonomi di kuartal III/2020. Kami pikir kuartal III/2020 akan menunjukkan beberapa perbaikan, tetapi masih akan berada di wilayah kontraksi, " kata kepala penelitian dan strategi treasury Bank OCBC Selena Ling seperti dikutip Reuters, di Jakarta, Selasa (14/7/2020). 

Saat ini, Pemerintah Singapura telah mengguyur sebesar USS100 miliar atau USD72 miliar untuk memberikan stimulus ekonomi terdampak Covid-19. Stimulus ekonomi prioritas digunakan untuk melindungi para pekerja. Berdasarkan analisis ekonomi Asia Tenggara memeperkirakan akan mengalami kontraksi yang dalam pada kuartal II/2020 disebabkan karantina wilayah dari April sampai Juni, di mana sebagian besar tempat kerja ditutup untuk menekan penyebaran virus corona.