Komisi X DPR Akan Panggil Mendikbud, Sampoerna dan Tanoto Foundation

AKM • Thursday, 23 Jul 2020 - 11:30 WIB

Jakarta - Kebijakan Organisasi Penggerak yang digagas Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (kemendikbud) menuai Pro-kontra termasuk di internal parlemen. Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda menyatakan pihaknya akan memanggil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim, pimpinan Sampoerna dan Tanoto Foundation terkait pemberian dana hibah bagi program organisasi penggerak. Sebelumnya, dua lembaga nonprofit tersebut diinformasikan mendapatkan dana hibah program Organisasi Penggerak maksimal sebesar Rp20 miliar per tahun.

Syaiful mengatakan, pihaknya sedang mendiskusikan rencana pemanggilan Nadiem di internal Komisi X DPR. Dia pun membuka kemungkinan pemanggilan Nadiem dilakukan dalam masa reses, yakni antara 17 Juli hingga 13 Agustus 2020.

"Kami sedang mendiskusikan di internal komisi kalau sekitanya urgent, ya mungkin di masa reses kami akan minta ke pimpinan DPR," ucap Syaiful kepada wartawan, Kamis (23/7).

Setelah memanggil Nadiem DPR baru akan bergerak untuk meminta penjelasan secara langsung kepada Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation. Politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu berharap seluruh pihak terkait bisa melahirkan solusi terkait masalah program Organisasi Penggerak Kemendikbud ini.

"[Baru panggil Sampoerna-Tanoto] betul. Kami berharap ada solusi soal ini," tuturnya.

Lebih jauh, Syaiful berkata bahwa memasukan Sampoerna Foundation dan Tanoto Foundation ke dalam daftar penerima hibah dari Kemendikbud merupakan langkah yang tidak etis. “Dua lembaga nonprofit itu seharusnya memberikancorporate social responsibility (CSR) untuk dunia pendidikan,” tegasnya.

Program Organisasi Penggerak ini, menurut Saiful, menjadi yang tidak relevan dengan mundurnya Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pengurus Pusat Muhammadiyah serta Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif Nahdlatul Ulama.

"Dengan mundurnya NU dan Muhammadiyah, program ini di mata saya semakin tidak relevan karena NU dan Muhammadiyah yang punya jaringan paling banyak selama ini," tutur Syaiful. 

Untuk diketahui, Program Organisasi Penggerak Kemendikbud yang digagas Nadiem punya misi membantu meningkatkan kualitas pengajar saat Ujian Nasional (UN) ditiadakan. Masalahnya, potensi salah sasaran dana hibah negara mencuat karena ada organisasi tak murni lembaga pendidikan yang lolos.Nadiem mengumumkan program ini pada awal Maret. Tujuannya, mengajak organisasi masyarakat di bidang pendidikan berlomba membuat pelatihan yang ditargetkan untuk guru dan kepala sekolah. (AKM)